Pages

Tuesday, April 26, 2011

Cool.




Discover the 90/10 Principle.

It will change your life (at least the way you react to situations).

What is this principle? 
10% of life is made up of what happens to you. 
90% of life is decided by how you react.

What does this mean? 

We really have no control over 10% of what happens to us.

We cannot stop the car from breaking down. 

The plane will be late arriving, which throws our whole schedule off. 

A driver may cut us off in traffic.

We have no control over this 10%. 
The other 90% is different. 
You determine the other 90%.



How?


By your reaction.

You cannot control a red light. but you can control your reaction. Don't let people fool you; YOU can control how you react.

Let's use an example.

You are eating breakfast with your family. Your daughter knocks over a cup of coffee onto your business shirt. You have no control over what just happened.

What happens next will be determined by how you react.

You curse.



You harshly scold your daughter for knocking the cup over. She breaks down in tears. After scolding her, you turn to your spouse and criticize her for placing the cup too close to the edge of the table. A short verbal battle follows. You storm upstairs and change your shirt. Back downstairs, you find your daughter has been too busy crying to finish breakfast and get ready for school. She misses the bus.


Your spouse must leave immediately for work. You rush to the car and drive your daughter to school. Because you are late, you drive 40 miles an hour in a 30 mph speed limit.

After a 15-minute delay and throwing $60 traffic fine away, you arrive at school. Your daughter runs into the building without saying goodbye. After arriving at the office 20 minutes late, you find you forgot your briefcase. Your day has started terrible. As it continues, it seems to get worse and worse. You look forward to coming home.

When you arrive home, you find small wedge in your relationship with your spouse and daughter.



Why?

Because of how you reacted in the morning.

Why did you have a bad day?



A) Did the coffee cause it?
B) Did your daughter cause it?
C) Did the policeman cause it?
D) Did you cause it?


The answer is “D".

You had no control over what happened with the coffee. How you reacted in those 5 seconds is what caused your bad day.

Here is what could have and should have happened.

Coffee splashes over you. Your daughter is about to cry. You gently say, "Its ok honey, you just need to be more careful next time". Grabbing a towel you rush upstairs. After grabbing a new shirt and your briefcase, you come back down in time to look through the window and see your child getting on the bus. She turns and waves. You arrive 5 minutes early and cheerfully greet the staff. Your boss comments on how good the day you are having.

Notice the difference?

Two different scenarios. Both started the same. Both ended different.

Why? Because of how you REACTED.



You really do not have any control over 10% of what happens. The other 90% was determined by your reaction.

Here are some ways to apply the 90/10 principle. If someone says something negative about you, don't be a sponge. Let the attack roll off like water on glass. You don't have to let the negative comment affect you!

React properly and it will not ruin your day. A wrong reaction could result in losing a friend, being fired, getting stressed out etc.

How do you react if someone cuts you off in traffic? Do you lose your temper? Pound on the steering wheel? A friend of mine had the steering wheel fall off) Do you curse? Does your blood pressure skyrocket? Do you try and bump them?

WHO CARES if you arrive ten seconds later at work? Why let the cars ruin your drive?

Remember the 90/10 principle, and do not worry about it.



You are told you lost your job.

Why lose sleep and get irritated? It will work out. Use your worrying energy and time into finding another job.



The plane is late; it is going to mangle your schedule for the day. Why take outpour frustration on the flight attendant? She has no control over what is going on.

Use your time to study, get to know the other passenger. Why get stressed out? It will just make things worse.

Now you know the 90-10 principle. Apply it and you will be amazed at the results. You will lose nothing if you try it. The 90-10 principle is incredible. Very few know and apply this principle.

The result?

Millions of people are suffering from undeserved stress, trials, problems and heartache. We all must understand and apply the 90/10 principle.

It CAN change your life!

Enjoy!


Chill. 
xD





copied from here.
ps: walid baru bagi tumpah kopi tadi. heh. 


Cermin.





 

"maka dalam dirimu sendiri, mengapa tidak kamu perhatikan?"
(az-dzariyat: 21)













umairah, 
keep yourself busy in remembering your faults, 
so that you have no time left to remember the faults of others.

:)




Monday, April 25, 2011

Le Coup De Foudre.



Pada engkau yang belum menikah, katakan padaku saat kau rasa nikmatnya pandangan pertama, apa yang terbit di ufuk hatimu? Sudahkah engkau bersegera menunjuk dada dan bertanya, 

"Akankah ada BARAKAH dalam pernikahan kita?"


"Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan bukakan atas mereka pintu-pintu barakah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya." 

(Al-A'raaf:96)

Kunci barakah = Iman & Taqwa.

Ermmm. 
Muhasabah.


~Saksikan Bahwa Aku Seorang Muslim, Salim A.Fillah hlmn. 219.






ps: kali nie baca buku sangat lambat. haishh. konon nak perabih banyak buku cuti nih. huuu. alahai, cik kak! cehs. =.='

Rindu.




In a time of darkness and greed
It is your light that we need
You came to teach us how to live
Muhammad, ya Rasoola Allah

You were so caring and kind
Your soul was full of light
You are the best of mankind
Muhammad, khairu khalqi Allah

Sallou 'ala Rasooli Allah
Habibil Mustafa
Peace be upon the Messenger
The Chosen One

From luxury you turned away
And all night you would pray
Truthful in every word you say
Muhammad, ya Rasoola Allah

Your face was brighter than the sun
Your beauty equalled by none
You are Allah's Chosen One
Muhammad, khayru khalqi Allah

I'll try to follow your way
And do my best to live my life
As you taught me
I pray to be close to you
On that day, and see you smile
When you see me

Lyrics: Bara Kherigi
Melody & Arrangement: Maher Zain

© Awakening Records 2010




video tu sungguh
..menumbuhkan rindu.

;(

Natural.

"menelusuri ketidaksempurnaan bersama-sama itu,
..INDAH."









natural.


0909.
25 april 2011.



Friday, April 22, 2011

Seni.










Saya jadi teringat waktu Al-Quds Week yang lepas. Waktu saya bertugas jaga stall. Waktu saya sedang menampal kertas mahjong atas meja, untuk dijadikan lapik. Waktu saya sedang menampal selotep dengan menarik dan memanjangkannya. Tiba-tiba, "Alamak, senget la pulak". 


Saya cuba untuk mengguntingnya di bahagian tengah, dan bercadang untuk menyambung semula nanti. Tapi, saya dihalang Kak Faiz. Kata dia,


"Dik, no rules in art. Tak payah gunting. Sambung saja. Macam ni". Dia sekadar menyambungnya sahaja tanpa mempeduli bahagian yang senget. Dan ternyata ia benar-benar senget. 


Mulanya, saya tidak senang. Tapi, sungguh impresif bagi saya.


"Kalau orang tanya kenapa senget, cakaplah seni. Suka hati kitalah, seni kita! Eheh." 


Kadang-kadang, kita cinta pada sesuatu perkara. Maksud saya, yang baik-baik sahaja ya. Tapi, oleh sebab kita terlalu memikirkan apa orang akan kata, kita jadi tidak bebas. Dan, kesenian yang kita cuba cipta tersekat. Padahal, kadang-kadang orang tidak pernah kisah walau sedikit. Sungguh merugikan, bukan?


Begitu juga sikap. Perubahan. Hijrah. Dan lain-lain yang kadang-kadang kita cuba bataskan. 


Hmmm.


Dan, saya tuding satu jari kepada anda. Ya, anda. Anda yang masih tidak mahu bebas.


Tapi, ternyata empat jari lagi menghala ke arah saya. Saya yang punya mental-block. Tersekat. Tidak mahu bebas. 


Entri ini untuk diri sendiri sebenarnya.


Saya harap, sikap buruk yang satu itu akan diubah. Dan, saya mampu bebas dari belenggu itu.


Kita berusaha jadi yang baik-baik, cipta yang baik-baik, dan guna untuk orang lain jadi baik. Maka, jadinya sangat baik, bukan?


Hah, seni itu indah!


Paling penting, bukankah DAKWAH hakikatnya berkembang maju dengan seni? Seni tulis, seni muzik, seni komunikasi, seni filem, seni lukis, seni foto, seni..seni..seni..


Mohon doa agar Allah jadikan kita seorang yang kreatif.
Kreatif dalam berdakwah, menyeru orang lain ke arah kebaikan.


Amin. Amin. Amin Ya Rabb.
:D






ps: kadang-kadang, i wish to be architecture student. bercita-cita nak rumah macam tu. wooden classic style. handmade yang tak membazir. rustic look. simple. cantik. subhanallah! :) design kat sini banyak yang best. kredit pictures dari situ ya!

Jujur.




Saya baca buku baru. Buku yang buat jiwa melantun sebak. Tenggelam dalam kesedihan kerana muhasabah. Kesedihan kerana cinta masih amat tipis. Kesedihan kerana diri belum matang menilai. Kesedihan kerana diri belum bebas sepenuhnya. Kesedihan kerana diri belum bersedia memilih. Tulus, ikhlas, dan redha. Siap dengan ketentuan Tuhan. Berjalan tanpa pernah henti menuju redha.

Dan, saya memilih untuk rela menangis dalam ramai. Tengah dalam hiruk-pikuk tengahari rembang. Panas dengan kebanjiran peluh-peluh manusia. Seolahnya, saya sendiri. Di situ. Hentian Duta.

Dan, sungguh. Perjalanan apakah ini? Satu-persatu cahaya menyerak masuk, dan saya terpinga-pinga. Moga dalam doa dan harapan, keadaan serba tidak tahu ini diperjelas dengan nikmat hidayah Tuhan. Dengan taufiq cintaNya.

Ya Allah, aku sesungguhnya tidak mengerti. Tunjukkanlah. Selaklah hijab yang belum tersingkap. Andai maksiat masih mengotori hati, menghijab datangnya hidayah, bantulah aku untuk mengupaya dan mengganda cinta buatMu. Dalam sujud yang dipaksa-paksa, dalam zikir yang dipayah-payah, moga nanti nikmat itu bakal terasa. Sendiri tanpa paksa.

Amin.

Inilah coretan yang buat mata menangis. Apakah kau bakal menanggung sebak juga sahabatku? Menelan air mata sendiri? Tanpa mempeduli mata-mata sekelilingmu?

"Ada seorang sahabat yang berjihad dengan gagah berani dalam sebuah pertempuran di masa Rasulullah. Ketika pertempuran berakhir, Rasulullah memberikan kepadanya bagiannya dari rampasan perang. Tetapi dia menolak dan berkata, "Demi Allah! Bukan untuk ini saya berperang bersama engkau. Saya berperang bersamamu agar saya terkena anak panah di sini lalu saya mendapati janji syurgaNya!" Dia menunjuk pada tenggorokannya. Setelah sahabat ini beranjak, Rasulullah bersabda, "Jika dia jujur pada Allah, Allah akan memenuhi kata-katanya!"

Benar. Ketika perang usai, sahabat ini ditemukan dalam kondisi syahid dengan anak panah menancap di lehernya. 

Apa yang kita ambil dari kisah ini? Setidaknya, saya belajar bahawa, ketika kita jujur pada Allah atas target-target kita, Dia akan menggenapkannya untuk kita. Pasti. 

(Saksikan Bahwa Aku Seorang Muslim, Salim A.Fillah, hlmn. 221)

--

Ketika kita jujur. 
Hanya ketika kita jujur dengan Allah.
Benar-benar jujur.

Ini yang buat jiwa menggelora resah. Dan laluan ramai bagaikan sepi. Kosong.
Khali.

Apakah kau benar berjanji setia untuk mengupaya dan mengganda cinta buat Tuhanmu?
Apakah kau ikhlas berjuang melawan hawa nafsumu?
Apakah kau rela benar ditarbiyah dan mentarbiyah?
Apakah kau bersedia mengubah dan memimpin diri, dan berhijrah demi Allah?
Apakah kau rela berkorban jiwa raga, perasaan, harta benda, masa dan tenaga buat kalimah lailahaillallah?
Apakah kau tegar menanggung sakit saat prinsip bakal tergoyah dan tercabar?
Apakah kau sanggup mengikis kotoran-kotoran yang masih hinggap pada hati?
Apakah bersedia?

Andai niatmu sungguh benar, Allah pasti membenarkan!
Belajarlah untuk jujur. Didiklah untuk ikhlas.

Wednesday, April 20, 2011

Kembali.

Tuhan,
jangan kembalikan aku ke lopak, lumpur hitam
meski secalit atau dua calit,
aku tidak betah
bimbang jiwa karat,
langsung berubah warna,
dan aku kelam,
sendiri
di sini

Tuhan,
jangan ragut cinta,
dalam hati persembahan semalam,
hari-hari lalu,
Kau kenalkan aku dengan cinta baru,
nyata benar cinta ini,
tenang aku di dalamnya,
kekalkan yang hari ini,
dan kikislah yang hari lalu

Tuhan,
betapa hikmah perjalanan
Kau tabur dalam duri-duri
dan luka-luka,
dalam tangis, dan air mata lencun,
dalam payah, sakit perasaan halus itu,
nyatanya luka itu yang kukenang,
dan bukan indah semalam jadi kenangan

Tuhan,
tumbuhkan baja baru,
bibit-bibit cinta baru,
rasa yang baru,
rindu yang baru,
tak mahu kukembali lagi,
pada jerat cinta palsu,
racun iblis,
dan khianat nafsu.

Tuhan,
ketenangan jadi saksi,
bahawa iman bisa jadi bukti,
aras tanda,
yang mana dosa atau pahala,
yang mana racun atau penawar

Tuhan,
sediakan hamparan baru,
untuk jiwa persembahkan cinta,
tulus ikhlas,
tanpa menyerah,
hijrah demi Allah.

Tuhan,
kurayu.

cinta Damai dan Tenang,
hatiku milikmu.








2.33 p.m
INA.


Tuhan, kekalkan rasa ini.
jangan pergi lagi.

Thursday, April 14, 2011

Muhasabah Cinta.



A: Kau rasa semua cinta monyet itu bohong?


B: Apa yang kau takrifkan dengan bohong? Dan apa yang kau maksudkan dengan cinta monyet?


A: Maksud aku, tidak jujur mungkin? Dan cinta monyet? Hmm. Cinta gila zaman remaja. Cinta yang orang selalu kata, "Common man. Why so serious? Love is nothing. Love is just hormones."


B: (Gelak) Terlalu kompleks untuk aku katakan. Lihat pada siapa yang mencintai. Dan, pada siapa yang dia cintai. Sebab mencintai. Dan, dengan cara bagaimana dia mencintai. 


A: Ah, kau terlalu falsafah.


B: Ringkasnya, jangan terlalu melulu menuduh, kawan. Kadang, remaja lebih matang dari kita, andai imannya terlebih dulu segar dan matang. Jadi, jangan kau kata semua cinta remaja itu cinta monyet. 


A: Huh? Aku pening.


B: Sebab itu aku katakan, lihat pada siapa yang mencintai. Pada siapa yang dia cinta. Dan, dengan cara bagaimana dia mencintai. Kadang, yang kau rasakan muda lebih tahu menilai. 


A: Buktinya?


B: Aku cuma merasakan semuanya bergantung pada iman. Kematangan iman. Kalau aku katakan remaja 15 tahun, boleh mencintai dengan nilai iman, kau percaya? 


A: Bagaimana boleh kau katakan begitu?


B: Bezakan saja. Yang tua tergoda dengan perempuan cantik, dan itu yang dia katakan cinta. Atau kedua, lelaki dewasa yang rasa kesunyian, dan tiba-tiba ada perempuan hadir dalam hidup, membalut rasa sunyi itu. Dan itu yang dia katakan cinta. Seterusnya, budak 15 tahun yang tergugah perasaannya, dan rasa tenang terlihat perempuan solehah depan mata. Kau rasa mana yang lebih baik?


A: Aku rasa budak 15 tahun.


B: Penjelasan?


A: Entahlah, cuma rasa itulah yang paling jujur. Tiada kepentingan. 


B: Hmm. Itu! Kalaulah sebelum jatuh cinta, orang boleh klasifikasikan dulu, cinta dia itu jatuh ke tahap mana, aku rasa aman dunia. Atau mungkin, kalau terjatuh cinta, muhasabah dulu sebelum pergi jauh?


A: Muhasabah cinta? Hah, edcoustic lah kau!


B: (Senyum) Ya. Bila hati terdetik, dan berbunga, muhasabah. Kerana Tuhan, kerana cantik, kerana akal, kerana nafsu, kerana rasa kosong? Sunyi atau apa? Kalau seseorang yakin cinta itu datangnya dari iman, dia pasti akan bercinta dengan nilai iman juga. 


A: Bagaimana?


B: Seboleh-bolehnya, bersih. Tanpa dosa. Pandangan, percakapan, pemikiran segalanya bersih. Kalau melanggar nilai-nilai itu, perlu muhasabah lagi. Perlu tingkatkan iman lagi. Biar benar dan lurus niat cintanya. Kerana Tuhan semata-mata.


A: Andai kau ditempat orang yang bercinta dengan nilai iman, dan Allah takdirkan kau dengan yang lain? Bukan dia?


B: Iman juga yang akan bersuara. Keterikatan hati kita pada Tuhan. Bolak-balik hati pada Tuhan. Dia Perancang, dan kau juga harus beriman dengan takdirnya. Sebab itulah, kita boleh kata kalau bercinta dengan nilai iman, rasa redha itu ada. Tiada kecewa. 


A: B, jadi bagaimana mahu jatuh cinta dengan nilai iman?


B: Aku rasa tiada cara lain. Allah saja pemilik cinta. Dia saja yang pegang hati. Dialah yang membenihkan rasa. Dan, pada Dia saja terletak segalanya. Dengan bina imanlah! Orang yang beriman saja, dikurniakan "rasa" itu. "Pandangan mata hati yang luar biasa. 


A: Kau nak kata yang kalau hati bermaksiat, dan menjadi gelap, lalu kita sukar untuk merasai "rasa" dan memperoleh "pandangan" luar biasa tu?


B: Keterikatan hati dengan Pencipta berkadar linear dengan keterikatan hati kita dengan manusia. Jatuh bangun rasa cinta itu, memang terbenih dari iman tadi. Kau ingat, Ummi selalu pesan? Kalau nanti, ada masalah dalam rumahtangga, check hubungan dengan Allah. Kemungkinan, masalahnya dari situ. 


A: Adaptasi kes lah ni? 


B: Heh, budak LLB kan? Kau pun tahu nature


A: Biar cinta Tuhan menampakkan warna cinta sebenar. Dan, dengan cinta manusia itu membawa kita kepada cinta dan redha Tuhan.


B: (Senyum). Hah. Dan, kau memang sesuai dengan Shakespeare. Aku simpan kata kau tadi. Anggaplah penamat skrip untuk teater aku nanti. 


A & B: (Ketawa). 










ps: hmmm.. mungkin banyak yang patut diedit lagi.

Wednesday, April 13, 2011

Oh, sistem lagi?




A: Entahlah. Kadang-kadang aku rasa macam ada sistem yang sedang kawal kita.

B: Sistem? Kau jangan bersastera dengan aku, weih. Cuba kau terus-terang sikit. 

A: Cuba kau fikir. Aku bagi kau satu contoh. Kalau kita tinjau perkembangan fesyen Muslimah terkini, ramai yang suka dan minat. Dan, kalau orang yang tak suka, dia dikira outdated habis-habisan. Kuno.

B: Jadi, apa kaitan dengan sistem tadi?

A: Aku cuma pelik macam mana perkembangan fesyen tu boleh diminati ramai. Dan, apa SEBENAR-nya yang mencorakkan penilaian kita terhadap kecantikan ni? Bukan seorang dua yang sokong, tapi macam satu ombak besar yang menghempas ramai orang. Bukan sikit, banyak! Aku cuma pelik, bro. Kita kongsi rasa cantik yang sama ke? Macam mana kita boleh cenderung pada satu benda yang sama? Pengaruh media kah? Atau kawan-kawan kah? 

B: Jadi, kau nak kata sistem tu yang seolah-olah kawal corak pemikiran kita? Mencorak kita sama ada kita suka atau tak? 

A: Yess! Tepat sekali. Cuma kadang tak menepati syariat. Aku boleh kata selendang cantik, tapi kadang masih jarang, dan atas paras dada. Aku boleh kata denim blouse itu trendy. Tapi kadang, lengan masih paras tiga suku. Dan nampak bentuk badan. Aku boleh kata jeans memang smart, tapi kalau ketat? Aku boleh kata dress banyak yang lawa dan stylo. Tapi, kalau bercekak di tengah pinggang? Aku boleh kata floral skirt itu girlish, cantik dan labuh, tapi kadang ada yang jarang. Dan banyak lagi. 

Dan bila ada yang bangkang, ada yang akan labelkan Islam ini kuno. Ini tak boleh, itu tak boleh. Seolah-olah Islam tu tak meraih fitrah manusia yang suka benda-benda cantik, dan stylo macam sekarang.

B: Ermmm..ok. Tapi, macam mana kau nak jelaskan tentang konsep fitrah yang Allah cipta? Yang semua orang itu sebenarnya memiliki jiwa yang sama. Kesukaan dia hakikatnya cenderung pada yang kena dengan jiwa dia. Yang Allah telah tetapkan. Ermmm..macam yang Allah gambarkan dalam Surah Ar-Rum ayat 30. 

A: Hmm. Fitrah kita sama. Tapi, sebab kita terikut-ikut dengan sistem tu, kita jadi macam sekarang. Maksud aku, banyak yang terpengaruh dengan sistem tu. Sistem yang world-wide-order. Sistem yang kata pakaian macam tu, cantik. Sistem yang kata hiburan macam nielah baru best dan gempak. 

B: Kau ada bukti sistem tu yang kawal kita?

A: Aku pernah dengar satu talk nie. Kakak nie ada cerita pasal kegemilangan Islam dulu kala. Waktu Islam di puncak. Kau tahu kakak tu kata apa? Waktu tu, orang Barat kagum dengan kita. Pakaian kita seolah-olah pakaian mereka. Jubah itu satu kebanggan. Kalau pakai jubah, memang dianggap class habislah. Bahasa Arab tersebar meluas, malah mereka berebut-rebut nak belajar Bahasa Arab. Siap tiru slang kita lagi. Hmm.

Bila aku fikir-fikir, kau perasan tak yang sistem tu betul-betul boleh mempengaruhi kita? Tapi, bezanya dulu dan sekarang, sistem dulu tu dari kita sendiri. Yang mana ikut syariat Allah. Sistem sekarang.. hmmm..

B: Ohhh. Jadi, kau nak kata sistem sekarang orang lain yang kawal? Dan, mereka yang pegang dunia? Dan, mereka yang buatkan manusia kata ini cantik, dan itu ada style walaupun tak ikut syariat?

A: Bijak! Hmmm, aku rasa la. Berbalik soalan kau tadi, pasal fitrah tu.. sebenarnya kita senang dan selesa dengan fitrah yang Allah dah cipta. Dan aku sungguh-sungguh yakin, syariat yang Allah tetapkan, dan apa yang ada dalam Al-Quran, dan hadis itu sudah sangat cukup sebagai guideline. Terang, complete. Comprehensive! 

Cuma, sebab kita jauh dari Al-Quran dan Al-Hadis, yang buat kita kata Islam tu kuno. Lagi satu, sebab otak kita dah dikawal sistem yang tak betul tu tanpa sedar. Atau mungkin aku boleh kata.. errr.. apa tu?

B: Maksud kau? Ghozwatul fikri? Serangan pemikiran?

A: Yap! Thanks, bro. Kau rasa, apa jalan terbaik untuk kita elak diri kita dari terjebak ikut sistem tu? Dan, kau rasa macam mana orang Islam boleh gemilang balik, dan kita boleh kembali mengawal sistem yang world-wide-order tu?

B: Hmm, sebab tu la aku rasa kan, kalau dalam tarbiyah ada peringkatnya. Mula dari fard al-muslim. Individu Muslim yang dibentuk dengan akhlak Islamiyyah. Kemudiannya, dia pula yang bentuk Baitul Muslim. Atau keluarga yang mengamalkan Al-Quran dan As-Sunnah. Dari keluarga nie pulak, terbentuk Mujtama' Muslim. Masyarakat Muslimin yang hidup bawah satu pemikiran Islam. Kemudian, ada pula Khilafah Islamiyyah. Corak pemerintahan Islam. Berkembang lagi, menuju Daulah Islamiyyah. Negara-negara Islam. Berkembang biak  lagi, kepada Ustazi'atul Alam. Pentadbiran secara menyeluruh. World wide! 

Time nielah, kita yang akan pegang dan kawal sistem tu. Dunia akan nampak kita. Islam akan gemilang, bro! Dan orang akan bangga dengan apa yang kita bawa. Cara kita. Pakaian kita. Muzik kita. Hiburan kita. 

A: Subhanallah! Best kan?

B: Apa lagi? Jomla tarbiyah diri. Faham Al-Quran dan As-Sunnah betul-betul. Lepas tu, carilah pasangan hidup betul-betul oh kawan, beranak pinak, bentuk masyarakat, dan semuanya Muslim yang terbilang. Allahhu Akbar!

A: Amin ya Allah. Amin. :)


"Ya Allah, tetapkan Muslimku."
Amin.






Impresif.





Salam'alayk.


Sempat rembat majalah ini tadi, sebelum perjalanan ke Butterworth. 
Subhanallah, lama sungguh tak beli.


Mengenang Majalah I, sungguh terlalu banyak memori.
Indah.


Al-Irshad..
Ulul Azmi..
Taman Koskam..
Taman Fahim juga! 


Masih lagi informatif.
Masih lagi RM5. 
Masih lagi padat. 


Dan, sempat baca sekilas tadi, isu-isunya pun menarik.
Buka mata. Cakna minda.


-Pluralisme itu kufurkah? Relativism itu apa? Samakah pluralisme dan relativism?
-Gott ist tot? Istilah apakah ini?
-Genre "Sang Murabbi", "KCB", dan "Dalam Mihrab Cinta?"
-Oh Maher Zain, Ashraff Muslim pun ada? Eh, Yusuf Islam pun?
-Atom petanda kuasa Tuhan? Bagaimana?
-Kenapa saya mahu jadi doktor? 
-Duhai Muslimah, hentikan mengeluh!
-Libya bakal jadi Iraq ke-2?
-Derita wanita Palestin: "Mereka diseksa dan diperkosa!"
-Mencintai sahabat Rasulullah.
-Mustafa Davis? Siapakah dia?


Dan..banyak lagi. 


Telusuri tulisan Dr. Mohd. Asri, Ustaz Hasrizal, Ustaz Hj. Zaharuddin, Prof. Datuk Dr. Sidek Baba, Kapten Hafiz Firdaus Abdullah dan ramai lagi. 


Impressive! Tip-top.
:D


Sekadar perkongsian bersama.
Jom sama-sama beli dan baca.


:)


Wallahhua'lam.










azam cuti: nak baca buku banyak-banyak.
hehe.

amin3.

:)

Monday, April 11, 2011

Lontarkan!

 

 
"Bebaskan pada langit. Lontarkan pada bayu. Bisikkan pada alam." 
0707 p.m/sumaiyyah. 




"Idea tentang "faham lebih baik dari hafal" itu merupakan salah satu propaganda Barat dalam sistem pendidikan. Jangan tak tahu, mereka cuba jauhkan kita dari hafalan. Terutamanya Al-Quran. Sedangkan kalau kita patah balik ikut sunnah baginda, Rasulullah S.A.W. ajar dan didik para sahabat dengan cara menghafal, dan kemudiannya faham. Seterusnya amal, dan sampaikan pula pada orang lain." 
~ Ustazah Rawda/2011.


Dan, saya baru tersedar yang saya begitu lama terjajah selama ini. 

Sebelum nih, selalu rasa macam kalau dah faham sesuatu, itu sudah cukup bagus. 
Seolah-olah, kalau tak hafal pun, dah ok.

Hmm. 

Apapun, nak tak nak, kalau dah majoring literature, syair tak boleh tolak tepi.
Takkan nak pakai ayat sendiri?
Mestilah kena hafal. 

Tapi kadang-kadang, hafalan cukup-cukup lambat.
Hmm.

Anggap saja ini sebagai cabaran. 
Allah sedang didik. 
Dan sedang baiki kelemahan diri.

(:

Man jadda wa jada.
Moga Allah mudahkan.

Amin.





ohoo.

last paper- modern poetry text.
assalamu'alaikum, ustaz omran!

ada tak yang rasa nak pindah sumaiyyah?
heh.
 best!
:)