Pages

Friday, December 5, 2014

meratap sebuah pagi yang indah itu;

bismillah

"in private correspondence, the great mystery writer raymond chandler once confessed that even if he didn't write anything, he made sure he sat down at his desk every single day and concerntrated."
murakami, what i talk about when i talk about running, pg. 79

ahhhh, tetapi tahukah awak pagi saya yang nikmat, pagi saya yang teduh dan nyaman, pagi saya yang santai dan lapang di sekitar tujuh pagi, telah lama tenggelam. pagi saya yang 'membaca', blogwalking, dan lain-lain telah lama kabut. saya tidak mampu lagi berlama-lamaan di depan komputer riba, mengisi 'primetime' saya ini dengan menemukan ilham dan menyedut inspirasi. 
 
oh, pagi saya yang indah itu.
 
saya telah lama hilang waktu menikmati kopi dan sarapan pagi, menghidu 'rasa-rasa' keterujaan menulis, bahkan melayan dan menjiwai perasaan saya sendiri. saya telah lama hilang cinta yang sebegini asyik, dalam kesibukan mengisinya dengan ketergesaan ke pejabat. saya telah lama hilang masa-masa merawat jiwa saya sendiri dengan terapi yang sungguh-sungguh saya senang dan suka. saya telah lama hilang masa untuk saya berdialog dengan diri sendiri, sunyi dan larut dalam akal dan jiwa saya sendiri, dan menuangkan kesemua gelisah, kusut, keliru saya dalam bentuk kata-kata. saya telah lama hilang waktu bernafas, menari dan bermain lincah dengan huruf dan perkataan saya sendiri.

oh, pagi saya yang indah itu.
 
sungguh! jujur, bukan saya tidak pernah mencuba, namun saban kali rasa dan ilham itu sampai, mengetuk dan menghunjam dinding hati sendiri, menendang dan memukul rangka kepala, jam sudah menunjukkan setengah jam lagi, menginjak ke jam lapan. maka, saya harus segera bersiap-siap. lalu, 'rasa-rasa' tadi pun pecah dan hilang segera, merajuk dan berlalu, tidak muncul-muncul lagi (arghhhh). akibatnya, saya pun tidak mampu menulis lagi dengan gelojak rasa yang sama, sebebasnya! 
 
"write while the heat is in you. the writer who postpones the recording of his thoughts uses an iron which has cooled to burn a hole with. he cannot inflame the minds of his audience." 

- henry david thoreau
 
ketahuilah tuan thoreau, kata-kata tuan ini tidak termaknakan lagi untuk saya ini. cuba katakan, bagaimana lagi saya mampu membarakan nyalaan rasa yang sama, setelah semuanya terpadam malahan menyejuk dan membeku?
 
oh, pagi saya yang indah itu. 
 
tidak pernah saya tersedar, betapa waktu pagi (yang indah itu) benar-benar merupakan antara terapi jiwa paling mahsyuk buat saya, hinggalah saya harus kehilangannya untuk merasakan ia benar-benar waktu yang sempurna! sobs sejuta kali. saya sedang tercari-cari primetime yang lain, untuk saya kembali 'mengamuk' dan menulis sebebasnya lagi. 
 
sekian luahan jiwa, amukan cubaan di waktu;
(hmm, yang pasti selain waktu pagi).  
 
"tonight, i can write the saddest line." - pablo neruda
 

3 comments:

Jamilah Mohd Norddin said...

...sebenarnya pagi masa paling indah untuk menulis. tetapi pagi kita selalu dikalutkan dengan ketergesaan lain. :)

**Rindu tulis blog, tapi tangan dah kaku.

Jamilah Mohd Norddin said...

...sebenarnya pagi masa paling indah untuk menulis. tetapi pagi kita selalu dikalutkan dengan ketergesaan lain. :)

**Rindu tulis blog, tapi tangan dah kaku.

Anonymous said...

Umairah.

jamilah;
betullllllll :)