Pages

Wednesday, November 20, 2013

dari Cinta, untuk Cinta, dengan Cinta;

bismillah

ada orang-orang yang hebat di sisi Rasul. kacak, tampan, berani, gagah; mengungguli kriteria prajurit, pahlawan, dan seumpamanya. namun, ada yang bertubuh kecil, hitam legam, berambut keriting, tidak gagah, malah ada yang sering merendah diri dengan rupanya yang maklum dalam masyarakat; jelek dan hodoh. 

namun, yang membuatkan mereka tetap nampak 'gagah', adalah kepahlawanan dalam diri. menggunakan segenap potensi dan kelebihan tersendiri untuk meraih cinta di mata Allah. bukankah Dia saja yang telah menciptakan kita dengan kedua 'tangan-Nya' (Saad: 75), membentuk dengan segenap cinta, dan menyuburkan 'roh-Nya' ke dalam tubuh kita (al-Hijr: 29)? bukankah kita yang dibangga-banggakan, disebut-sebutkan di hadapan para makhluk yang sedikit pun tidak pernah lalai bersujud dan menyembah? (al-Baqarah: 30)

kerana berprestasi di mata Allah, tidak pernah memerlukan satu prasyarat atau kelebihan tertentu. kerana berprestasi di mata Allah, tidak pernah memerlukan satu titik atau parameter untuk mengatakan kita layak atau tidak. kerana berprestasi di mata Allah, tidak pernah memerlukan jelitawan atau karyawan ternama. 

kalaulah ada, mengapa Bilal bin Rabah, dalam kekurangan fizikalnya, mampu meraih dua terompah di Syurga, hanya semata wudhu', dan dua rakaat solat sesudahnya? kalaulah ada, mengapa Abdullah seorang yang ceria, kelakar, dan teruji dengan arak, berulang mabuk, berulang taubat, namun dipertahankan 'kemuliannya' di hadapan sahabat, saat Baginda S.A.W mengatakan; 
*(i)
" لا تلعنوه فإنه يحب الله ورسوله" 
"jangan mengejinya, kerana sesungguhnya dia sangat mencintai Allah dan Rasul-Nya!"

kalaulah ada, mengapa Zahir, pemuda yang sering diejek rupanya, dengan segenap rasa rendah diri yang teramat, dipegang bahunya oleh Sang Rasul, dan dikatakan padanya; 

*(ii)
"ولكنك عند الله ربيح"
"tetapi, kau di sisi Allah, sangat menguntungkan!" 

sudut kemampuan dan ketidakmampuan, yang menghukumnya adalah Allah. malahan diri sendiri sekalipun tidak akan mampu mengukur keterbatasan, atau kemampuan hinggalah berusaha mencubanya sekeras-keras daya, hingga infiniti, titik maksimum. tinggalkan Allah sahaja yang menilai kesemuanya! 

kata Anis Matta dalam salah satu bukunya, "Model Manusia Muslim";
"jadi, orang yang memiliki kualitas A, jangan diberi tugas B. jika kita memiliki kualitas B, yang akan dipertanggungjawabkan kepada Allah adalah apakah kita benar-benar mencapai kualitas B itu dengan baik?"

mencuba, mencuba, mencuba
lagi dan lagi
kerana mencintai-Mu, harus menjadi -AKU.

cukuplah memulakan dengan satu kata;
"Allah, aku sangat mencintai-Mu!"  
"Islam memuliakan semua posisi. kalau tak memungkinkan menjadi karang yang kokoh di dasar lautan, menjadi rumput nan lemah lembut yang tak goyah dipukul ribut pun tetap agung nilainya. demi Allah, tidak ada halangan menjadi mulia dengan alasan posisi yang tak memadai." 

- saksikan bahwa aku seorang muslim, salim a. fillah

Allah mencintai-mu,
selamat mencintai-Nya!

_____
*i sahih bukhari
*ii kitab mu'jamul kabir; at-thobrani

No comments: