di hari ammar mencanangkan duit biasiswanya;

di satu petang yang indah bercekodok, bersama ummi, walid, dan adik, tak semena-mena telefon memanggil, menyentak gigitan kulit tepung yang entah, kali ke berapa. mengganggu enak bual petang yang basah dengan hujan, dan panas dengan kopi. 

lalu terjadilah perbualan singkat lagi serius di pertengahannya;

akak: amar, akak serius ni. nak pinjam duit

amar: nak buat apa?

akak: erm, erm, erm.. kawin!

amar: hah hah hah hah hah hah 

apa aku tak cukup serius?

keep calm and eat cekodok-

--

dari kebanyakan artikel yang pernah sengaja dibaca, dan terbaca, saya rasa tulisan ini ada aura yang lain, persepektif yang berbeza, dan dengan jayanya membuatkan saya tersentak sekejap. 

nah, saya taipkan semula;

--

saudaraku,

kita pasti ingin mempunyai pasangan dan keturunan yang shalih dan shalihat, yang menyejukkan pandangan sekaligus jiwa, seperti yang disebut oleh al-quran dengan istilah qurrata a'yun. Allah s.w.t. mengajarkan kita doa di surat al-furqan ayat 74. yang ingin kita garisbawahi di sini adalah awal doa itu, dimulai dengan ucapan "rabbanaa hablanaa" yang artinya "ya Allah karuniakanlah kami". kata "hablanaa" punya akar kata kerja "wahaba yahibu" yang artinya memberi dan menganugerahkan. kata sifat dari akar kata itu adalah "hibah" artinya pemberian atau karunia. 

bila dilihat teks atau redaksi doa yang Allah swt ajarkan tersebut, akan dipahami bahwa pasangan dan keturunan yang menjadi penyejuk pandangan dan jiwa dalam doa itu, sebenarnya merupakan "hibah" atau pemberian dari Allah swt. dan karenanya, kita memintanya dalam redaksi "rabbanaa hablanaa". 

pengertian "hibah" seperti hadiah, di mana untuk memperolehnya lebih pada soal tingkat kelayakan kita mendapatkan "hibah" itu, dari yang maha memberi "hibah" atau Allah swt. artinya, pasangan shalih dari keturunan shalih, tidak datang dari kita yang sekedar mempunyai ilmu, kepandaian, harta benda, fasilitas belajar, lingkungan dan semacamnya. 

pasangan shalih dan anak shalih, mutlak merupakan "hibah rabbaniyah" (pemberian atau karunia Allah swt). tinggal persoalannya pada tingkat seberapa kita saling meminta, bagaimana cara kita meminta, bagaimana kondisi kita dianggap layak menerima "hibah" dari Allah swt itu. 

--

"hibah" berbeda dengan rizki. perbedaan antara hibah dan rizki ada pada proses keduanya. "hibah" semuanya mutlak hanya kehendak Allah swt sehingga mungkin saja wujud, dan dirasakan, meski tanpa upaya yang kita lakukan. 

sedangkan rizki, ia juga bagian dari pemberian Allah swt, tapi ia bisa diperoleh dengan sebab atau upaya yang kita lakukan. tanpa mencari nafkah, rizki seseorang tidak akan datang. tapi, tanpa kita usahakan, hibah berupa udara yang kita hisap akan ada dengan sendirinya. 

"hibah", adalah bagian dari ragam rizki. tapi, ia merupakan rizki istimewa, yang juga hanya diberikan pada makhluk-makhluk Allah swt yang istimewa. keistimewaan itu bukan kerana keturunan atau kedudukan apalagi harta benda, tapi pada kesiapan yang dilakukan oleh hamba-hamba Allah sendiri untuk layak mendapatkan "hibah" dari Allah swt. 

- sumber: diriku, bagaimana kabarmu hlmn. 193-196

--

entri ini tiada kaitan antara cekodok, duit biasiswa, atau yang sewaktu dengannya, cuma sangat kena dengan situasi sepupu-sepapat yang begitu ramai akan meruntuhkan rumah bujang, dan mendirikan masjid (pada tahun ini), dengan izinNya. 

setakat ini, kira-kira sudah lapan orang. 

agak-agaknya, apa istimewa 2012/1413h?

untuk kita-kita, selamat meneruskan semester baru dengan jayanya;

"demi hari-hari yang pastinya otak penat, jasad letih, hati dan jiwa yang sesak; komitmen dan tanggungjawab akan mendewasakan, pengalaman akan mematangkan. yang tinggal, cuma kesiapan mental, dan hati untuk mentulus-ikhlaskan semua keranaNya".

ya Allah, permudahkanlah. 

ameen.