di antara halaman paling belakang, pada buku garis halus yang nipis dan murah itu, pen biru itu berkata-kata:
hey, keterpaksaan jangan diremehkan. kerana bila sekali Allah datangkan kemanisan, bukankah nikmat itu, rasanya berganda-ganda? (smiley bulat)
percayakah, kawan? kata-kata kita akan 'memerli' kita bila sampai masanya? atau dengan kata yang lebih sweet, kata-kata kita akan 'menagih' janji amal dari kita? atau kata yang lebih manja, kata-kata kita selalu mahu 'mendekati' hati dan jiwa kita, dan bukan di mulut saja?
hmm.
lebih nostalgiknya, dia berkata-kata di bus stop; dua bulan yang lalu.
adakalanya, pen biru sungguh tak sabar-sabar!
sebab 'pesan' dia, "rasa yang asli, kalau disimpan-simpan, nantinya basi".
"tulislah kak, tulislah!" jerit dia lagi.
dan rasanya, keyboard ini pun sudah tak sabar macam dia.
=.='
_____
kredit pic: catch the bus
2 comments:
Biarkan pen biru dan keyboard rancak berbicara..
Hm..
percayakah, kawan? kata-kata kita akan 'memerli' kita bila sampai masanya? atau dengan kata yang lebih sweet, kata-kata kita akan 'menagih' janji amal dari kita? atau kata yang lebih manja, kata-kata kita selalu mahu 'mendekati' hati dan jiwa kita, dan bukan di mulut saja?
Yang ini.. angguk kepala. setuju.
:')
Post a Comment