Kadang-kadang, rasa macam kena on laptop 24 jam. Menulis itu sesungguhnya terapi paling baik. Melegakan, bak kata Nisah Haron. Tambah-tambah ilham itu bukan datang waktu menghadap laptop semata-mata, boleh jadi sewaktu tengah memotong sayur. Boleh jadi juga sewaktu melipat kain. Boleh jadi juga ketika tengah sibuk-sibuk menggoreng ikan. Kata Nisah Haron dalam salah satu artikelnya, waktu mandi lebih-lebih lagi. Waktu itu, otak tengah idle. Tak berserabut. Idea boleh datang mencurah-curah.
Saya tak nafi. Memang pun.
Rasa itu bukan datang selalu. Sekejap-sekejap, dan boleh berlalu pergi andai "rasa" lain pula yang tiba-tiba datang tanpa diundang.
Menulis tanpa rasa, sesuatu yang tidak indah. Tidak mampu menghayati bait-bait kata yang ditulis, rasanya bukan sesuatu yang best.
Sebab itulah rasanya, pengalaman dan kenangan, adalah sesuatu yang indah untuk ditulis. Sebab kita merasai dan menghayati dengan sepenuh perasaan. Sepenuh-penuh jiwa.
Satu lagi, mungkin sebab seni hidup seperti "menumbuk sambal belacan", adalah teori yang jarang sekali ada dalam buku. Silibus yang bukan guna hafalan, tapi perasaan.
Walaupun tulisan-tulisan itu hanyalah sekadar diari yang "cabuk".
Herm.
No comments:
Post a Comment