P.

muslim

kawan, adakah kau merasakan hal yang sama sebagaimana aku rasakan?

bilamana aku takut untuk presentation minggu depan, bilamana aku resah setiap kali memulakan halaqah, bilamana aku gemuruh berdepan keramaian, bilamana aku risau dengan persepsi orang-orang, bilamana aku gementar dengan sesuatu dalam hati, bilamana aku sedih dengan pengharapan dan perancangan yang tak menjadi?

bila-bila aku kenang kesemuanya, terasa seperti P; 'Perasaan' macam objek paling menakutkan, menghentam-hentam dari belakang, dan mencabut tenang? adakah 'Perasaan' itu, penjajah era baru? atau telah sekian lama dulu, cuma aku saja tak terperasan?

bila-bila tersedar, aku rasa Islam itu unik. penghambaan hanya pada Dia; seluruh ketakutan dipulangkan pada Dia. dan kemerdekaan dirasakan bila kita memulangkan pemilikan pada yang berhak, yakni Dia. kalau diperhambakan diri pada 'Perasaan', apakah boleh jadi, akibatnya kita tak berganjak? 

atas sebab inikah, di Gua Thur, Rasulullah SAW pernah menyatakan pada sahabatnya, "la takhof, wa la tahzan, innallaha ma'ana?" sebagai ajakan, nasihat berupa teguran langsung, supaya Saidina Abu Bakar R.A menyerahkan pemilikan rasa takut dan sedihnya, hanya pada yang paling berhak memilikinya yakni, -Allah? (at-taubah: 40)

ataukah dari kerana pembebasan dari penjajahan 'Perasaan' ini, sahabat tidak pernah gentar di medan jihad, hingga Anas bin Nadhar tercium-cium bau Syurga di balik Jabal Uhud? dan Shafiyah Abd Muthalib, tanpa gentar telah membunuh seorang Yahudi?

kawan, adakah Perasaan itu penjajah?

kalau tak mengawal, kita yang akan dikawal?

hahh

kawan, ajarkan aku menundukkan takutku (an-naazi'at: 40-41), gementarku (al-anfaal:2), resahku, sedihku hanya untuk Allah. hanya Dia!