Pages

Wednesday, April 15, 2015

sebuah percubaan menyelit di celah kerja-kerja editorial (ii);

bismillah
 
setiap kali 'berjuang' menulis artikel ketika saat-saat mendepani deadline, ada satu perasaan yang sukar tergambar. entah, saya selalu 'pesimis' merasakan saya tidak akan mampu menulis, lantaran dosa-dosa kering dan maksiat yang hanya saya sahaja yang tahu, terselindung di timbunan kebaikan yang ternampak pada mata orang.

setiap bulan, saya akan merasai 'keresahan' yang sama. berulang-ulang saya akan bertanya, 'kali ini, apa yang akan saya tulis?'

perlakuan saya tidak sebaik orang lain. akhlak saya tidak seteguh orang lain. ibadah saya tidak sehebat orang lain. amal dakwah saya tidak selaju orang lain. ah, cukuplah sebagaimana ar-Rasul S.A.W pernah mengungkapkan, "antum a'lamu bi umuri dunyaakum - kalian lebih tahu tentang perkara dunia kalian." sedemikianlah, saya lebih mengetahui dan mengenal diri saya sendiri sedalam-dalamnya!
 
kata orang, hati yang suci akan menyucikan. hati yang bersih akan membersihkan. namun, untuk satu hal yang saya 'belajar' di sepanjang tempoh hampir dua tahun di bidang editorial ini, proses itu hakikatnya berbalik. tak! kita bukan menulis sebab kita sudah tahu. tetapi kerana tidak tahulah, kita perlu menulis. sekurang-kurangnya, itulah yang saya paling terasa banyak 'diajar' untuk sepanjang tempoh 'pembelajaran' tidak rasmi di sini.
 
ketika menulis, hakikatnya saya terasa saya terlebih dulu menasihati diri sendiri. ia akan terngiang-ngiang, hingga membekasi hati dan amal saya terlebih dulu. ya, walaupun prosesnya perlahan, atau lambat, tapi lambat laun, perkataan-perkataan itu akan 'bercakap' semula pada masa-masanya.

jujur, setiap kali memulakan penulisan, saya akan bingung, kering dan tandus idea, dan saat itulah jua hati terlintas dan tangan tertadah untuk memohon, 'ya Allah, bersihkanlah hatiku, dan lancarkanlah mata penaku.' hah, dan ada hari-harinya saya pernah menangis juga sebab terlalu sukarnya menulis! untuk ini, saya selalu terasa Allah Maha Baik dalam memakbulkan. tulisan-tulisan yang tercipta sesungguh-sungguhnya bukan dari saya, bacaan saya, atau apa-apa yang ada pada saya, tapi dari Dialah yang melancarkan gerak mata pena.

ia seolah-olah 'gerakan' untuk terlebih dulu sampai kepada saya, ditelan dan dihadam lalu kemudian barulah tertulis sepenuhnya untuk disampaikan pula kepada orang lain. jujur, seorang penulis (atau saya seorang sahajalah begini) tidak akan mampu menulis sesuatu yang bukan -dia. apa yang saya alami, apa yang saya rasai, apa yang saya fikir, semuanya akan terungkap dalam satu artikel penuh yang memuatkan sisi-sisi saya yang sebenar. hati saya, jiwa saya, akal saya, bahkan struggle dan apa yang saya lalui hari demi hari. ia macam sedang memberitahu, 'hey, jangan risau. kita ada struggle tersendiri dan kau (pembaca) sebenarnya tak sendiri.'

mungkin sebab ini agaknya saya suka menulis. menulis adalah proses menjumpakan diri, menulis adalah proses mengenal diri, menulis adalah proses menasihati diri, menulis adalah proses memujuk diri, menulis ada proses meyakinkan diri, menulis adalah proses memberanikan diri, menulis adalah proses membebaskan diri, menulis adalah proses menjadi diri, menulis adalah proses memberitahu diri;

"i write because i don't know what i think until i read what i say." - flannery o'connor

"maybe writing is a bit more personal to me, compared to talking. i'm in my own world when i write. i'm in my invisible bubble. i'm alone. i'm free. i'm naked. i'm fearless." – wani ardy

hmm, selamat -lah menulis, saya.
 

2 comments:

Anonymous said...

Sukaaa dan samaaaa hahah

-opishmate

Anonymous said...

Umairah.

opishmate:
LOL :p