Pages

Monday, March 31, 2014

hanya Kita.

bismillah

kadang-kadang, Allah tak 'izinkan' kita tulis, kita cakap, kita pamer, kita tunjuk, kita buat, kita menangis, kita ketawa, kita diam, kita bising, kita..semualah!

semuanya tersekat, terhalang, dan terganggu, hinggalah menghantarkan kita kepada satu-satunya cara;

"bercakap dengan Allah".

dan semuanya pun termaklum dengan paling penuh, manis dan indah!
"..that's Allah's job to guide you. your job is talk to Him. your job is to get sincere! once you become sincere to Allah, Allah will open doors.." - nouman ali khan

Friday, March 28, 2014

as-Syifa'.

bismillah

perasaan-perasaan di awal, selalu diluruskannya. tergesa-gesa dirawat jadi sabar. marah diubah jadi cinta. sedih diganti jadi cekal. lemah dihapus jadi berani. bongkak dilentur jadi tawaduk. kecewa diubat jadi yakin. kalut dilatih jadi tenang.
wallahhi, hal paling magis dan ajaib yang pernah ditemukan! tak pernah susut, tak pernah hilang, tak pernah tertipu, sedikitpun.
"..al-Quran dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman" (Yunus: 57)
 walau cuma, -membacanya!
--

source: nour academy

"kami menghafal Quran sama-sama. duduk setiap pagi. dekat dalam kereta, cd Quran. dalam beg saya, memang ada Quran. saya rasa tak boleh hidup tanpa Quran. hidup saya banyak berubah kerana kembali kepada Quran."
- wardina safiyyah

Wednesday, March 26, 2014

"chin up, don't smile, don't cry, don't fall, walk." ― katty, one hundred names

bismillah

"what’s most important is what you can't see but can feel in your heart. to be able to grasp something of value, sometimes you have to perform seemingly inefficient acts. but even activities that appear fruitless don't necessarily end up so. that’s the feeling i have, as someone who's felt this, who's experienced it."
― haruki murakami, what i talk about when i talk about running

membaca Murakami, kadang-kadang bagaikan membaca diri saya sendiri. apa yang tidak terjumpa, dijumpakan secara tidak sengaja. saya merasakan ada 'keakuan'. saya senyum, sebab ada seseorang yang persis saya.

untuk hal-hal yang tidak semena-mena kebelakangan ini, jujur saya tidak pernah seyakin itu. selantang itu. sejujur itu. kekuatan saya cuma pada satu keyakinan; -doa, sabar, dan solat.

saya tahu, langkah ini mungkin tempang dan cacat. saya tahu risikonya. saya tahu cabarannya. tetapi, cuma ini sajalah 'langkah' paling 'dekat' untuk saya mendiamkan hati saya sendiri. merenung jauh ke dalam hati, ruang-ruang lompongnya.

bercakap dengan Allah setiap hari, dan bertanya saban waktu, "di manakah salahnya?"

jauh sekali untuk langsung menjawab, satu-satunya yang saya belajar bahawa Dia akan menuntun hati dan menggerakkan kaki. selagi mana yakin kita berpaksikan Dia semata-mata, kenapa ragu-ragu? setiap langkah, meski cacat, tempang, tidak sempurna, lambat, kalut, tidak berhasil, Dia pasti membersamai. cuma itu keyakinan saya; bulat dan padu.

"selagi Tuhanmu ada, kau tak akan tercela" - fynn jamal

selagi jalan yang dipilih dan dilalui adalah jalan Allah dan Rasul, meski sejuta manusia menafikan, percayalah kita takkan pernah tercela. takkan terkurang nilaimu. takkan terhina kedudukanmu. takkan tersusut hargamu. jadikan cuma, nilaian Allah neracamu.

beranilah walau untuk selangkah. 
dan, ikhlaslah!

bismillah.

"chin up, don't smile, don't cry, don't fall, walk." ― katty, one hundred names

iklan: jemput baca, saya di sini, hehs. majalah jom isu #25 :p *tetiba*

Monday, March 24, 2014

Haruki Murakami dan tulisan gaya bos!



bismillah

serasa lama tidak betul-betul meluahkan sesuatu di blog ini. kebelakangan, saya seperti terlalu reserved, dan terlalu 'berhati-hati' dalam berkata-kata. hmm, entahlah. 

(ah, pedulikan)

oh, ini bacaan terbaru saya; Haruki Murakami - What I Talk About When I Talk About Running. saya dapatkan dari Kinokuniya, hanya selepas terbaca reviu tentangnya di Vintage. sungguh, membacanya tidak mengecewakan!

bacaan wajib untuk runner, walaupun saya bukanlah seorang runner. (well, mungkinlah satu hari nanti? heh!). sepertinya macam mustahil, tapi kata Haruki; 

"I went to a sports store and purchased running gear and some decent shoes that suited my purpose. I bought a stopwatch, too, and read a beginner's book on running. this is how you become a runner."
(pg. 39)

setiap kali saya menyudahkan apa-apa jenis buku, kebiasaannya akan tertinggal satu "take-home-message" yang paling mengesankan hati. 

untuk buku yang satu ini, saya paling suka dengan cara Haruki "berinteraksi" dengan anggota tubuhnya. bagaimana dia "bercakap" dan "memaksakan" tubuhnya untuk bekerja pada tahap paling maksimum dan optimum. 

"I tried to talk each body part into showing a little cooperation. encouraged them, clung to them, flattered them, scolded them, tried to buck them up. it's just a little farther guys. you can't give up on me now!"
(pg. 110)

dan saya macam "ummph!", "ohh!", dan "aha!" bila sampai part ini;

"muscle are like work animals that are quick on the uptake. if you carefully increase the load, step by step, they learn to take it. as long as you explain your expectations to them by actually showing them examples of the amount of work they have to endure, your muscles will comply and gradually get stronger.

it doesn't happen overnight, of course. but as long as you take your time and do it in stages, they won't complain -aside from the occasional long face- and they'll very patiently and obediently grow stronger. through repetition you input into your muscles the message that this is how much work they have to perform. our muscles are very conscientious. as long as we observe the correct procedure, they won't complain"
(pg. 71)

subhanallah!

prosesnya lebih kurang macam kita 'memaksakan' tubuh untuk cuba qiyam, walaupun mengantuk. walaupun semalam tidur jam satu dua pagi, tetapi tetap segar bangun sekitar empat pagi. atau semalam kelelahan seharian bekerja, tetapi hari ini atau esoknya, masih kegagahan. stamina ini, bak kata Haruki, ia dipaksakan. akhirnya, anggota tubuh kita akan 'faham' sendiri, dan kelamaan ia akan terbiasa. (oh, saya sangat ingin!)

serius, kegigihan Haruki memaksakan ototnya untuk tetap berlari buat saya kekaguman. itqan, dan positivitinya luar biasa!

tetapi, kalau kita cuma 'berlatih' untuk cuma dua atau tiga hari, atau bahasa lainnya, tanpa 'istiqamah', kata Haruki lagi;

"if, however, the load halts for a few days, the muscles automatically assume they don't have to work that hard anymore, and they lower their limits. muscles really are like animals, and they want to take it as easy as possible; if pressure isn't applied to them, they relax and cancel out the memory of all that work. input this canceled memory once again, and you have to repeat the whole journey from the beginning."
(pg. 71)

bukan untuk larian saja, bukan untuk qiyam saja, bukan untuk al-Quran saja, untuk urusan-urusan lain juga. belajar, kerja, dakwah, rumahtangga, dan lain-lain.

ahhhhh, lagi-lagi untuk otot manja, beralasan, malas, tidak produktif, dan kurang disiplin seperti saya ini. lagi-lagi menjelangnya Ramadhan tercinta!

"allahhumma ballighna Ramadhan!"

ps: blogging gaya bos di penang. heheheh *gelak heaven meng-holiday-kan diri* (alhamdulillah)

Friday, March 21, 2014

SARAH KAY'S WAY WITH WORDS

(i)

"it was OK to be affected by emotion. it's OK to be scared. it's OK to be impressed. it's OK to have these things that shake your world up a little bit. and then turn that around and tell me about it and put it into words so that other people know what it feels like to have this experience that has moved you in some way"

(ii)

"I brought my lunch to school with me every day. and either my mother or my father would write a poem on a little piece of paper and fold it up and put it in my lunchbox so that when I got to school, when it was lunchtime, I would open it up and have a new poem waiting for me. I have most of them all in various notebooks that I pasted together when I was a kid."

(iii)

"I think there are people in the world who are too interested in hearing themselves talk. and we're all guilty of it in various moments, myself included. but when you're too eager to hear yourself talk, you don't listen to anybody else and that's a problem. then there are people who are scared of talking and are scared of telling the world their story and speaking up. the problem with that is, when they don't speak, they allow other people to speak for them. oftentimes, those people can't do it justice. you know, no one can tell your story like you can, and I really love hearing someone tell their story. there's nothing like it. so I think striking that balance is really important."

(iv)

"the people that I have learned the most from are often people who listen the best and only speak when they have something important to say. it's a real skill. it's a real talent to be that kind of person. it's something I admire very, very much and aspire to."

(v)

"instead, what is easier for a reader or an audience member to understand is something that they can experience with their five senses. so something that I can smell, something that I can taste, something that I can touch, something that I can hear, something I can see — that is what I can relate to. so even if you're talking about an experience that I haven't had before, if you're telling me about it in a way that you invoke my sensory memory and my sensory understanding of the world, we're talking about the same universe and I can understand what you're saying. that makes sense to me in a way that abstract terms sometimes don't."

"I don't know. I don't know how to feel about it. I think that language is a lot more powerful than people give it credit for."

(vi)

"I mean, I think people underestimate the effect that language has. so when we're careless with language, that's how people are hurt, that's how people get in trouble, that's how people misunderstand one another, that's how dangerous situations happen. I also think that that's where the beauty of language lies, that instead of using this word, if you take the time to consider this other word, maybe that other word has more connotation that is going to help in what you're trying to express. you know, it gives you more freedom in being as specific in your language as you can be, which is fantastic."

(vii)

"and yet, I hated feeling like I wasn't important enough to contribute to that world. there was like this waiting time that I had to figure out all of these things first before I was allowed to contribute. and I think that that's central to when I write poetry is when I'm trying to figure something out pretty much exclusively."

(viii)

"I write a poem when there's something I cannot navigate without poetry. and in doing so, when I put that poem out into the world, what I'm saying is, hey, look at me trying to figure this thing out, which I haven't yet, but this is me trying. if you're trying to figure this out too, maybe this can help you or maybe you can help me. and then maybe together we can make something make more sense than it does right now."

(ix)

"absolutely. and that's one of the things that I try very hard to teach is that you don't have to be anywhere other than where you are right now, and all we're asking is for you to share where you are right now with us so that we can try to understand it and we can learn from it because, regardless of what your age is, you've definitely gone through things I haven't gone through and I want to know about it and I want to learn from it."

(x)

"a lot of what I was doing in schools as of late had been trying to convince teenagers that it was OK to be affected by things, affected by emotion, and that it was their job to turn that effect into something new and original and authentic to them. there was so much resistance to admitting that anything got to them in any way. there was so much like nothing is impressive, nothing is scary, nothing intimidates me, nothing is moving, because it's really scary to be vulnerable ever, but especially when you're a teenager. that's just the worst is to admit to being vulnerable for them. so much of what I was doing was trying to say, listen, it's OK. it's OK to be scared, it's OK to be impressed, it's OK to be amused, it's OK to have these things that shake your world up a little bit, and then turn that around and tell me about it and put it into words so that other people know what it feels like to have this experience that has moved you in some way. so I was really working at trying to get people to rediscover wonder. it's a really exciting time to be looking around and seeing and learning and taking in culture in all different forms."

(xi)

"I like words. I really love words. I love strange words. I love words in other languages. I love words that sound funny and taste funny and make me think. I love words that mean exactly what I need them to mean. that's the best when you have a word that's so specific to one moment or one emotion and you go, yes, that's exactly what I need it to mean. because it doesn't happen all the time. there are plenty of times it's kind of this and it's not really that. you know, it's a little bit of this word, but not entirely. so the few times when it fits like a glove, it's just such a great feeling."

(xii)

"I want you to write five things you know to be true, and they be about anything you want. it can be about science, history, what you had for breakfast, your family, your favorite sports team, the boy you have a crush on, whatever you want it to be. there's only two rules. the first rule is don't think too hard and the second rule is each answer you give, try to give it a little bit more meat than just one line."

(xiii)

"what it does is it makes people put down on paper what is already bubbling around in their head. oftentimes, when people say, oh, I don't know what to write. I can't write. I don't have anything to write. or I sit down and I look at a blank screen, I look at a blank page, and I freak out, because I don't know how to start from scratch. well, the truth of the matter is you're never starting from scratch. you're full of a hundred million thoughts and ideas and feelings and emotions and reactions. but most of the time, you disregard them as being unimportant and unpoetic. but when you force yourself to put them down on paper and just look at them for a second and go, hey, you know what? I could totally write a poem about how much laundry I have to do today. I could totally write a poem about, you know, how that phone call with my cousin was weird last week, whatever it is."

--
source i: on being | transcript
source ii: on being | soundcloud


Saturday, March 15, 2014

AKU MAHU.

bismillah

aku mahu berbaring di atas tar, melihat gugus bintang malam. aku mahu bercakap-cakap di atas bumbung tentang apa-apa saja. aku mahu menjerit sekuat hati dari puncak bukit. aku mahu berlari-lari dalam hujan. aku mahu berbaring dalam rumah kaca sewaktu hujan jatuh mencurah-curah. aku mahu bermain lumpur sebebasnya. aku mahu melukis, menconteng dan mewarna selapangnya. aku mahu berlari-lari sekuatnya. aku mahu berenang sepuasnya. aku mahu melantun dan merebut bola di gelanggang seasyiknya. aku mahu membaca menulis sebanyaknya. aku mahu berjalan sejauhnya. aku mahu menyedut dan menghela nafas segar senikmatnya. aku mahu menghafal ayat-ayat-Nya sekhusyuknya. aku mahu ketawa dan menangis semahunya. aku mahu bermimpi apa saja tanpa takut jatuh. aku mahu mencuba apa saja tanpa bimbang gagal. aku mahu menyayangi, aku mahu mencintai.

aku mahu menjadi manusia sejujurnya.

aku mahu.

"Ya Allah, grant us what we love, in the way You love." - Yasmin Mogahed

bismillah

"books are mirrors: you only see in them what you already have inside you." - Carlos Zuis Zafon 

begitu juga dengan al-Quran. kata ustaz Nouman Ali Khan;

"nobody cries when they think about someone else. they cry when they think about themselves. the people who cry when they make solah, is because they heard something about themselves"

subhanallah!

sewaktu mendengar, melihat, memerhati dan membaca, kita sebenarnya sedang berinteraksi dengan diri sendiri. refleksi akan lebih terkesan apabila ia sangat berkait rapat dengan kondisi atau situasi diri.

sebab itulah juga (mungkin), manhaj (pendekatan) tarbiyah yang paling baik adalah yang paling banyak berinteraksi dengan fitrah. terutamanya, dalam mengikis jahiliyah, dan memperbetul akidah, ibadah, dan akhlak seseorang individu. jadi, perubahan akan lebih semulajadi dan lebih mudah pada diri. 

--

begitu juga dengan majlis ilmu.

dalam beratus-ratus halaman, dalam berjela-jela ucapan, dalam banyak-banyak pengalaman, sesuatu itu akan menjadi yang paling terkesan, sebab sesuatu itulah yang paling dekat dengan diri sendiri.

ternyata semalam, dalam banyak-banyak isi yang dikongsikan Sheikh Ibrahim Nuhu, bab 'keyakinan' lebih mengesankan pada hati, meskipun tema 'kemaafan total' yang diangkat.

bercerita tentang Fathu Makkah (Pembukaan Makkah) tidak dapat tidak, pasti terkait dengan peristiwa sebelumnya, iaitu Sulhu Hudaibiyah (Perjanjian Hudaibiyah). saat perjanjian ini termeterai, faedah awalnya banyaknya dinikmati kaum Quraisy sendiri berbanding kaum Muslimin.

sedangkan kaum Muslimin pada waktu itu, tidak sama sekali mempunyai niat untuk berperang melainkan menunaikan umrah semata-mata. saat kerinduan pada Mekah tak tertahan-tahan, saat kaum Muslimin tak sabar lagi melakukan tawaf, saat itulah jua Allah mentakdirkan bahawa mereka harus menanti pada tahun yang berikutnya. lalu, berangkatlah semula kaum Muslimin ke Madinah dengan bebanan rasa pilu, hampa dan kecewa.

sewaktu perjalanan ini, maka turunlah ayat-ayat-Nya dari surah al-Fath;

"sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata. supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya ke atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus, dan supaya Allah menolongmu dengan pertolongan yang kuat (banyak)"
(al-Fath: 1-3)

hinggakan Saidina 'Umar R.A melontar tanya;
"apakah peristiwa ini merupakan kemenangan wahai Rasul?"

jawab Rasulullah saat itu;
"ya!"
--

sebab, dalam banyak-banyak hal ataupun urusan, 'mata' dan 'penglihatan' kita terlalu terhad untuk melihatkan takdir dan kehendak-Nya di waktu dan ketika ini.

sebab, setiap peristiwa ada perancangan-Nya yang tersendiri, tersembunyi hikmah-hikmah yang belum tersingkap.

teruntuk kita, cukup dengan tawakal, yakin, dan percaya dengan sungguh-sesungguhnya, bahawa Allah Maha Mengetahui setiap sesuatu, baik dan buruknya, manfaat dan mudaratnya.



dan yakinlah, 'kemenangan' pasti tiba.

"ya Allah, grant us what we love, in the way You love." - Yasmin Mogahed
ameen.

Friday, March 14, 2014

dari Paksa ke Cinta.

bismillah

minggu yang entah ke berapa dilancarkan #odojmalaysia, baru terniat untuk mendaftar. sebabnya, saya bimbang tak termampu untuk menghabiskan bacaan satu juzuk dalam masa sehari. sebabnya, saya kurang gemar diganggu notifikasi whatsapp berulang-ulang kali. sebabnya, saya merasakan lebih baik saya push diri sendiri saja untuk melakukannya sendiri. 

tetapi, entah bersebabkan apa, untuk mengisi kesibukan (mungkin), untuk mempunyai gol yang lebih jelas dalam sehari (mungkin), untuk lebih terasa dimotivasi (mungkin), untuk menyahkan segala 'distraksi' dan 'keterikatan' lain (mungkin), akhirnya saya mendaftar saja. 

hampir sebulan juga antara menunggu dan tidak menunggu, akhirnya nama tersenarai di dalam kumpulan #odoj ke-51 beberapa hari lepas. 

jujurnya, untuk dua hari ini, 'al-Quran' jadi sasaran yang sebetul-betulnya. urusan ikhlas, cukuplah Dia saja yang menilainya. paling penting, akal dan hati terisi dengan sesuatu yang selayaknya diisi. biarlah ia masih menjadi cinta di belakang, sekurang-kurangnya ia sedang berusaha untuk terkedepan.

kalau boleh dengan harapan besar, al-Quran bukan menjadi urusan yang diselit-selitkan dalam urusan-urusan lain. kalau boleh dengan harapan besar, al-Quran menjadi sebahagian daripada urusan-urusan besar dalam sehari. kalau boleh dengan harapan besar, al-Quran mengisi ruang yang paling besar di dalam hati. kalau boleh dengan harapan besar, al-Quran menjadi bualan-bualan fikir saban detik, saban waktu, saban kali.

masa yang spesifik. tetap, fix tanpa phone, tanpa laptop, tanpa blog, tanpa facebook, tanpa whatsapp, tanpa twitter, tanpa instagram, tanpa bualan-bualan minda dan hati, tanpa sesiapa. 

tanpa gangguan.

cuma kita saja, -berdua.
Allah, dan -aku.

"God wants our precious time, not our spare time" -anon

tolong Allah, walau cuma untuk satu kali
dinikmatkan, menjadi kali-kali yang seterusnya.

ameen.

"ALLAH, I LOVE YOU".

Friday, March 7, 2014

refleksi Jumaat.

bismillah
dua hari saya tanpa mushaf sendiri, sebab tertinggal di masjid uiam. dua hari ini cuma menatap skrin samsung. teringat saya, suatu hari, seorang kawan pernah meluahkan kecurigaan hatinya. katanya;

"bahaya juga digital, kan? mungkin sampai suatu masa nanti, kita tak bergantung pada mushaf lagi."

saya cuma mengangguk, bersetuju. namun hari ini, akur saya, serasanya mustahil. 

entah bersebabkan apa, mushaf terasa ada 'connection' yang cukup dalam. secara peribadi, jiwa terasa lebih 'basah' dan 'hanyut' apabila memegang dan membaca mushaf berbanding cuma menatap skrin. lebih-lebih lagi mushaf sendiri.

kalau tak tersentuh, tak terpegang, tak tercium, macam ada sesuatu yang lain. terasa sangat jauh! 'kering' dan 'tidak hidup' seperti gajet itu sendiri.

fuh!

dan semalam, saya mengambilnya semula, tidak tertahan-tahan perasaannya. rindu yang amat! bercerita tentang perasaan ini, kak una (ofismate) pernah mencadangkan saya agar cuba membuat suatu skrip drama, sebab katanya saya seorang yang cukup dramatik. INFP pun, kan?

"they are also good at recognizing other people's emotional states and feelings, and this trait allows INFPs to be very sensitive and insightful." - source

hari ini, ternyata terbukti kebenarannya, hehs.

--

membayangkan saya hari ini lebih selesa dengan mushaf berbanding gajet, agaknya para sahabat suatu ketika dulu, pastinya lebih 'basah', 'hanyut' dan 'tenggelam' dengan al-Quran yang di dalam dada sendiri, berbanding mushaf yang dipegang!

Allahhu.

itulah mungkin, bezanya apabila 'membaca' al-Quran dan 'menghafal' al-Quran . hmm.

Allah, mudahkanlah!

--
"kalau Al-Quran tak jadi kawan baik kita di dunia, macam mana dia nak jadi kawan kita di akhirat?" 
- nouman ali khan; quran, your companion on the day of judgment

ROOFTOP RANT (I)

bismillah 

suatu pagi, dari pagi-pagi yang indah;
"umy, terima kasih sebab ironkan baju"
"akak, terima kasih sebab masakkan"
 "oh mudah je"
"oh, itu pun mudah je"
"ceh, tak nak kalah"
 --

pandangan dari tingkap rumah

hampir setahun menetap bersama 'keluarga' baru, jujurnya saya seolah-olah berada dalam fasa melengkapkan separuh agama. oh, ini sungguh hiperbola!  

membuat hal-hal yang saya tidak pernah suka, mengetahui hal-hal yang saya tidak pernah tahu, mencuba hal-hal yang saya tidak pernah teroka, dan paling penting, memahami orang-orang yang kenal, namun belum mesra.

sebetulnya, saya sedang dalam proses memahami bahasa cinta seorang demi seorang. 
 
terutamanya, tentang seorang ini. khidmatnya selalu terdahulu berbanding orang lain. sejak menelaah 'The Five Love Language' karya Gary Chapman, baru saya tersedar rupa-rupanya bahasa cinta kakak saya yang seorang ini adalah servis atau perkhidmatan. dominannya, dia akan masuk ke dapur hampir setiap pagi, dan berusaha menyediakan sesuatu buat semua. misalnya, cucur. oleh sebab saya juga yang terhampir dengannya, maka dia jugalah yang akan selalu bertanyakan 'sedang di manakah saya', atau 'akan ke manakah saya', hampir setiap hari juga.
 
sungguh, saya sangat menghargai. namun, untuk orang yang sedia 'bebas' sejak dulu, hal-hal ini bukanlah sesuatu yang biasa dan mudah bagi saya. hakikatnya, saya senang melakukan kerja-kerja sendiri, bergerak bebas sesuka hati atau terma paling ringkas, mungkinlah saya seorang yang (macam) berdikari.

impaknya, sikap ini, kata Gary Chapman cenderung membuatkan saya merasakan, orang lain pun turut sama seperti saya. maka, layanan saya pun akan sama sebagaimana saya 'melayan' diri sendiri.

"..consequently the focus of their lives is looking out for their own needs. they expect everyone else to do the same. "why should i do something for others they can do for themselves?" is their way of thinking."

sepertinya, (macam) individualistik tetapi begitulah. malah, kata Gary Chapman lagi;

"if you happen to be rooming or working with a person with this orientation, you had better ask before you give her (or him) an act of service. if you clean her bathroom while she is away, she may be offended. 'she thinks i wasn't doing my job' is likely the thought that will run through her mind. to you it was an act of love, but to her it was an insult"

hmm, begitulah.


ternyata, tindakan saya ini salah! pastinya, layanan saya ini akan membuatkan orang yang bahasa cintanya adalah 'servis' akan merasakan saya tidak menyenangi atau menyayanginya.

namun, dalam ukhwah, Hasan al-Banna mengatakan; "serendah-rendah tingkatan ukhwah adalah salamatussadr (berlapang dada), dan setinggi-tinggi tingkatannya adalah ithar (mengorbankan kepentingan diri)".

justeru, saya anggapkan saja ini adalah proses untuk lebih 'mematangkan' hati. lebih sabar, lebih lapang, lebih teguh, lebih sensitif, lebih peka.

"akak, i love you not only for what you are, but for what i am when i am with you. " - elizabeth barret

moga saya dapat lebih banyak belajar, dan moga housemate saya juga mampu bersabar dengan saya!

heh.

--

suatu hari, bergurau-gurau manja di whatsapp, Ummi pernah tanyakan tentang ini.

jawab saya ringkas, "..paling penting suka membaca". sebab nanti senanglah saya, kalau ada sesuatu konflik yang tidak memuaskan hati, tidak perlu susah-susah banyak bercakap, dan saya cuma perlu belikan atau hadiahkan buku! (okay, #inisemuapoyo)

jyeah!




ps: baca dan bangkit! al-kahfi dulu yuk. jum'ah mubarokah!

Thursday, March 6, 2014

draf-draf terkumpul (i)

bismillah

antara jawapan yang paling saya suka dalam ucapan Prof Mahmoud ialah, sebagai Muslim kita mesti confident; berkeyakinan diri untuk terus 'mempromosikan Islam', lebih-lebih lagi melalui penulisan.

--

topik yang dibincangkan hari itu ialah berkenaan "LITERATURE: A POWERFUL TOOL FOR DA’WAH". perbincangan awal banyak memfokuskan pada sejarah sastera di Timur dan Barat. ada juga terselit tokoh-tokoh seperti Napoleon Bonaparte, Umruul Qays dan sebagainya.

jujurnya, saya lebih suka pada isi perbincangan di akhir forum, yang lebih menjurus kepada solusi (walaupun tidak berkesempatan mendengarnya ke akhir forum, fuhs)

antara yang disebutkan Dr. Badri Najib ialah:

1. MENGHASILKAN PRODUK
Dr. Badri mengkhususkan kerja ini kepada penulis, terutamanya. tuliskan yang baik-baik, moga orang lain terinspirasi untuk berbuat kebaikan.

kata Dr. Badri, menyebutkan tentang dakwah, kesuksesannya bukan terukur pada kuantiti yang membaca. tidak kisahlah jika hanya seorang pun yang membaca, dan dia benar-benar terinspirasi, langsung cenderung untuk berhijrah, hakikatnya itu sudahpun suatu kesuksesan besar bagi seorang penulis.

subhanallah.

2. MEMPROMOSIKAN BAHAN BACAAN YANG BAIK

sebabnya, sekalipun produk (tulisan dan buku) banyak terhasil, namun jika tiada yang membacanya, maka apalah kepentingannya di situ?

antara caranya mungkin, berkongsi buku-buku yang dibaca dengan orang lain. Dr. Badri mencadangkan agar mengoptimumkan penggunaan media sosial (facebook) sebagai medium perkongsian. katanya, di akhirat nanti mungkin menjadi saham yang tidak disangka-sangka.

"ya Allah, banyaknya pahala aku. subhanallah, dari facebook rupanya!"
. begitulah ulahnya.

dan tambahan solusi yang seterusnya, barulah disambut Prof Mahmoud tentang keyakinan diri. ringkas, tetapi inilah ‘take home message’ yang serasa saya, paling terkesan di hati.

fuhs!


sebab kadang-kadang saya macam Wahsyi dalam cerita Omar Series yang melihat ‘warna’nya menggunakan ‘mata’ orang lain.

sampai sekarang, saya masih terngiang-ngiang kata-kata Bilal kepada Wahsyi:
"aren’t you looking at your color with their eyes?"
"a man looks for himself first!"

tentang ‘value’ atau ‘izzah’ diri sendiri.

sebab, saya merasakan tulisan-tulisan saya (di dalam blog) terutamanya, cuma berkisar tentang emosi, hati, dan perasaan diri sendiri. 

tetapi, suatu ketika, sewaktu meminta nasihat dan pandangan tentang ini melalui google hangout, kata farahin (designer-to-be yang berpraktikal di sini);
"mungkin bagi akak luahan emosi semata2, but still saya lihat nampak penyelesaiannya. mcm ibarat ada yg berkongsi rasa luahan sama mcm akak, cuma they don't know how to express. jgn fikirkan ianya luahan emosi. rata2 semua penulis, idea nya dari emosi yg semula jadi. fresh"

 oh, sangat menenangkan hati!

--

berbalik kepada isi perbincangan, Dr. Badri ada juga menyentuh tentang peranan sebagai pelajar sastera. terutamanya sastera inggeris.

katanya, belajar bukan untuk menerima bulat-bulat segala yang dipelajari, dan diikut serta diamalkan dalam kehidupan sepenuhnya.

tetapi, belajar supaya dapat lebih mengenali, memahami dan menghargai keindahan Islam. sebagaimana suatu ketika Saidina ‘Umar R.A pernah menyebutkan:

لا تنقضن عرى الإسلام عروة عروة إذا نشأ في الإسلام من لا يعرف الجاهلية

"akan terungkailah ikatan Islam satu persatu daripada seseorang yang lahir membesar dalam Islam tetapi tidak kenal jahiliyah."
--

moga saya dapat menuliskan sesuatu yang lebih baik untuk dibaca.

"either write something worth reading or do something worth writing." ― Benjamin Franklin

ameen!

______
proses-proses mengemaskini draf-draf terbantut, huu.

VOID.

bismillah

VOID.


satu kata untuk hari-hari yang dilalui. berulang-ulang saya menyebutkan tentang hal ini. barulah saya tersedar, hakikatnya saya cuma menutup lubang, tanpa memenuhkannya atau mengisinya dengan sesuatu. saya rungkaikan isu-isunya, bercerita tentangnya, bercakap dan menulis mengenainya, namun hakikatnya saya belum pun menggali punca untuk mengatasinya.

kesannya, hari-hari yang dilalui terasa seperti suatu rutin (maaf), yang membosankan. bangun tidur, pergi balik kerja, pagi petang, dan malam siang semula, hingga saya terasa muak dan penat.

sebetulnya, saya tidak tahu apa yang saya cari. paling teruk, saya masih belum sepenuhnya kenal pun dengan diri sendiri.

sungguh, menyedihkan. saya boleh bercakap dengan panjang lebar, mengeluarkan dengan perkataan yang gah, atau mencipta gagasan idea yang besar, namun masih juga kosong bersebabkan tidak ternampak sedikitpun suatu peningkatan atau penambahbaikan dalam hidup.

jelasnya, saya masih di titik yang sama.

--

menjawab pertanyaan dari @twt_buku, "Quran and the Bible aside, do you guys have a book that you turn to when you are feeling troubled?"

secara peribadi, saya merasakan "Tuesdays With Morrie, Mitch Albom" adalah pilihan yang paling tepat!

dan semalam, terasa seperti dihadirkan seorang Morrie untuk diluahkan semua. satu malam yang pendek, namun terasa penuh. kami bercakap tentang hidup; urusan-urusan peribadi, kerjaya, cinta, tarbiyah, dakwah dan umumnya tentang masa depan.

dan bila dia mengunjukkan persoalan demi persoalan, "apa yang saya mahu? apa perancangan saya? apa yang saya lihat saya di masa depan? apa yang saya mahu jadi? sampai bila mahu bekerja sebagai editor? apa yang saya mahu capai? gaji yang bagaimana? taraf hidup yang seperti apa? bila mahu memiliki itu dan ini?", saya terdiam.

jujurnya, semua itu pernah tertuliskan, cuma entahlah. pendek kata, secara jelasnya, saya masih keliru dalam mencari dan membina identiti diri sendiri. untuk 25 tahun yang masih kosong dan gelap.

Allahhu!

mungkinlah apabila tidak terpeta hala tuju, maka hari-hari pun (walaupun terisi) tetapi masih terasa kosong tanpa pemaknaan.

"dan kawan, untuk urusan perasaan, sederhananya ia juga adalah sebuah kehormatan. baiki hari, baiki diri, dan baiki hidup. mujahadah dan fokus!"

demikian pengakhiran ringkas sebuah "intellectual conversations" bagi saya. terima kasih Allah, untuk malam yang menyenangkan hati.



"and if we can take the time to mute the noise
we’ve built around ourselves
the rhythm of a heartbeat and the purpose may be clear."

- why are the drums so silent, dawud wharnsby

Allah, mudahkanlah jalan-jalannya. 

ps: moga Allah mudahkan juga orang-orang seperti saya, ameen.

Tuesday, March 4, 2014

"aku tak mahu menjadi mimpimu. aku mahu mewujudkan mimpimu!"

bismillah


serial cinta, anis matta

saya sungguh suka dengan konsep cinta yang diketengahkan anis matta ini. cinta yang seimbang, menyadurkan 'romantisme' dan 'intelektualisme' sekaligus. cinta yang bermuarakan edukasi dan pertumbuhan.

bak kata anis matta, pertumbuhanlah yang membedakan cinta yang matang dan cinta melankolik! jauh dari stagnan, tetapi dinamis!

oh, inilah namanya tarbiyah!

--

"12. when others come to you for advice, you just give them books to read."


sepeninggalan Ibu.

bismillah

isyak
shasm

yang paling menenangkan hati tadi, ialah bacaan imamnya. sepertinya, sudah lama tidak menikmatkan masa-masa seperti ini. 

masa-masa tenggelam yang sesungguhnya di dalam bacaan imam, bersama dengan alunan kisah-kisah surah yang dibaca. 

solat Isyak tadi, imam memulakan bacaan surah dengan kisah Hajar dan Ismail. bagaimana saatnya ditinggalkan Ibrahim A.S, dengan cuma berbekalkan doa. indahnya rantaian doa ini, suatu ketika dulu ustaz pernah kongsikan makna asal perkataannya. "tahwi" (Ibrahim: 37) di situ bermakna 'kecenderungan'

seolah-olah Ibrahim A.S mendoakan agar sesiapa sahaja yang lalu lalang, dan melihat kedua-dua anak beranak yang ditinggalkan ini, 'kan tertimbul perasaan kasih sayang dan cinta, hingga terwujudnya 'kecenderungan' untuk tetap tinggal dan menetap bersama-sama mereka.

al-hasil, makmurlah bumi Mekah, hingga ke hari ini.

subhanallah.

--

sayunya, 'kisah' ini dilantunkan oleh seorang anak yang baru 'ditinggalkan' ibunya. meski sebak tak tertahan-tahan, moga setabah Ismail dan Hajar saat menanggung 'pemergian'.

kali ini, kembalinya tidak mungkin berkunjung lagi, namun si ibu menetap di sisi Kekasih teragungnya. moga makmur makamnya, disiram doa-doa dari anak yang soleh.

"Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang yang tetap melaksanakan solat. ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku. ya Tuhan kami, ampunilah aku dan kedua ibu bapaku, dan semua orang yang beriman pada hari diadakan perhitungan hari kiamat."

(Ibrahim: 40-41)
--

Allah, jadikan kami semulia susuk ibu yang melahirkan 'imam' ini,
ameen.

al-fatihah.

Monday, March 3, 2014

"iqra' 'alaiyya al-Quran!"

bismillah

"umi, akak sedih sangat ni."
"kenapa? banyak kerja?"

"bukan. kerja ok. ala, malulah nak cerita"

"umi kan umi nombor satu dunia. nak malu apanya?"
"
akak rasa akak teruk sangat, sangat, sangat. berdosa besar ni"

untuk lima minit sebelum Maghrib, walaupun kerunsingan tak terselesai, suaranya selalu menenangkan kegusaran hati.

mungkinlah, kita hanya perlu seseorang untuk memberitahu 'ya' atau 'tidak' untuk setiap tindak-tanduk, seseorang untuk menegur dengan jujur-sejujurnya, seseorang untuk mengingatkan dan menyatakan dengan berani-seberaninya.

tidak lain, tidak bukan, orang-orang yang terdekat dan terhampir.

sebagaimana sabda Baginda S.A.W suatu ketika kepada Ibn Mas’ud; "iqra’ 'alaiyya al-Quraan! (bacakan kepadaku al-Quran)"

terpinga-pinga Ibn Mas’ud bertanyakan kembali, "adakah aku yang harus membacanya, sedangkan al-Quran diturunkan kepadamu?"

kata Rasulullah S.A.W lagi, "sesungguhnya aku suka mendengarnya dari orang lain." (HR. Muslim)

mungkin bersebabkan, adakalanya kita perlu orang lain untuk ‘memperdengarkan’, meski kita telah pun sedia arif atau terlalu mafhum tentangnya!

{وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَى تَنْفَعُ المُؤْمِنِينَ}
"dan berilah peringatan. sesungguhnya peringatan bermanfaat untuk orang mukmin"

(ad-Dzariyat: 55)
 --
"..but if we hide ourselves away, afraid to grow and learn, we might wake up in the flames of the ignorance that burns and we’ll never be much more than only casualties of war in a struggle we can’t win if we have no faith to begin. we’ve got to tip the lid and let some sunlight in."

- dawud wharnsby, people of the boxes