Pages

Thursday, January 30, 2014

Arkib Malaminggu;

bismillah

DON'T DATE A GIRL WHO TRAVELS

i

"don’t date a girl who travels. she is hard to please. the usual dinner-movie date at the mall will suck the life out of her. her soul craves for new experiences and adventures"

berjaya 'meloloskan' diri ke bukit bangsar, Sabtu lepas. niat awalnya cuma ingin menonton Muzikal Laskar Purnama. entah bagaimana, tersampai awal, maka sempat berjemaah Maghrib-Isyak dengan warga flat Sri Pahang, disertakan ceramah maulidur rasul.

ustaz ini bukan calang-calang pada saya. bijak pula dia memasukkan unsur sinikal sepanjang ceramahnya. terkait pula dengan perangai kebiasaan orang-orang kita. bukan cuma teori, tapi betul-betul amali. teguran manja kepada realiti kehidupan masyarakat.

sambutan maulud yang cuma 'retorika', seperti selawat setahun sekali, hubungan kejiranan, dan hal lain-lain. seolah-olah ustaz ini siap menganalisa struktur dan tabiat penduduk terlebih dulu, sebelum menyampaikan ceramah.

ini barulah namanya ceramah tarbawi (mendidik). terbaik!

hmm?

ii

"don’t date a girl who travels for she has chosen a life of uncertainty. she doesn’t have a plan or a permanent address. she goes with the flow and follows her heart"

tempat baru, orang baru, pengalaman baru. serius, terasa macam siri masjid-hopping dalam Ramadhan.

mujur ada waze. itupun sekejap-sekejap tak berbunyi. jenuh meredah jalan kotaraya yang bersimpang-siur. dengan izin Allah, mujur ada auntie, mamak, sekumpulan pakcik makcik yang sudi tunjukkan jalan. 

Dataran Sri Pahang, yang dibayang-bayangkan seperti Dataran Merdeka, rupanya cumalah lapangan di tengah-tengah kawasan flat. 

sebuah tempat anak-anak bermain. futsal, misalnya. ahah!

tetapi, menarik juga.

iii

"don't date a girl who travels. she talks to strangers. she will meet many interesting, like-minded people from around the world who share her passion and dreams"

oh, yang bertegak-tegak dalam saff sebelah saya hari itu, Cik Tom namanya. umur dalam lingkungan 70-an. bekas pekerja bank. khasnya, bekas seorang cleaner. hampir genap tiga puluh tahun sudah, menetap di flat Sri Pahang. punya anak dua orang. oleh sebab suami pekerja bandaraya, maka dia dapat berumah di situ, meski si suami telah meninggal dunia.

cuma ada satu soalan yang membuatkan saya begitu merasakan kerendahan hatinya;
"adik, solat sunat maghrib, orang buat selepas atau sebelum?"

iv

"don’t date a girl who travels as she tends to speak her mind"

jujurnya, saya sangat suka konsep muzikal laskar purnama. cukup ringkas dan sederhana, sebab persembahannya cuma sekitar kehidupan awal Rasulullah, beriringan selawat, nasyid, dan lakonan pendek. artis major-nya, adalah anak-anak dari sebuah asrama (tak ingat), kumpulan ibu-ibu, belia, dan seorang lelaki berpangkat senior yang mendeklamasikan sajak.

uniknya, satu acara saja boleh menghimpunkan beberapa golongan untuk duduk bersama, dan menghayati sirah Rasulullah. impresif!

alangkah kalau dipanjangkan lagi durasinya, dengan kronologi yang lebih menyentuh hati. 

 v

"so never date a girl who travels unless you can keep up with her. and if you unintentionally fall in love with one, don’t you dare keep her. let her go"

cuma, jangan biarkan saya pergi tanpa tujuan, semata-mata 'escape' melepas lelah, atau mengisi bosan, atau mendiamkan masalah.

dan untuk hal-hal lain yang tak ter-arkib-kan menjadi sebahagian entri, mohon diri untuk lebih empati, lebih syukur, lebih hayati, dan lebih muhasabah untuk lebih memaknakan hidup.

hah!

Tuesday, January 28, 2014

Monday, January 27, 2014

di corong radio Sabtu pagi;

bismillah

"huh, leganya dah solat!"

kata ustaz, kalau adanya perasaan 'lega' yang ini, sesudah menunaikan solat, itu bermakna kita belum sesungguhnya merasai kemanisan beribadah. sebabnya, 'kelegaan' tadi seolah-olah menunjukkan 'solat' itu adalah 'beban' kepada tubuh. 

kata ustaz lagi, biar kita 'lalai ketika berzikir', daripada 'lalai bermaksiat'. 

kata ustaz untuk 'lagi' seterusnya, sering-sering, selalu-selalu, dan kerap-kerapkanlah mendirikan solat serta membaca al-Quran, sampai kelalaian pun akhirnya sudi bertukar menjadi kemanisan!

- usrah nurani ikim. fm, ustaz pahrol  



di sebalik kata-kata yang tertinggal (v)

bismillah

masih lagi anne lamott, dari buku bird by bird. halaman? maaf, terlupa. kata anne;

"you learn about people from people, not from what you read. your reading should confirm what you've observed in the world"

tapi, hari itu tidak. aku bukan mahu meng-confirm-kan bacaan-bacaan berkoleksi di rak. jauh sekali! aku hanya mahu meng-confirm-kan 'firasat' hati, yang mengatakan aku harus pergi.

dan, lihat sendiri. menghukum, dan menemukan jawapan.

apa yang terjumpakan cukuplah dengan penyataan sebaris cuma;

"the oldest, shortest words – 'yes' and 'no'; – are those which require the most thought" ― pythagoras

hmm.


Wednesday, January 22, 2014

sejuta denyut di hati Maria (ii);

ps: repost dengan solusi tambahan.

bismillah

(i)

"..lagi-lagi wahai para lelaki, tampang anda tak begitu berharga. akhlaq fahri yang luar biasa itulah yang menderapkan sejuta denyut cinta di hati maria.

adakah kau dapati dalam riwayat Rasulullah memberi perhatian khusus dan care yang indah pada golongan wanita yang belum menikah? tidak. sama sekali.

karena setitik perhatian, senyum tulus, dan akhlaq yang baik tertuju pada hati seorang wanita, tampaknya sama seperti hunjaman wajah cantik ke retina mata dan bebayang tubuh indah ke imajinasi lelaki.

laki-laki dan perempuan, masing-masing memiliki titik lemah di mana ujian akan datang.."

- saksikan bahwa aku seorang muslim, hlmn. 233

--
(ii)

"..jangan terlalu cepat menaruh kepercayaan atau menyatakan perasaan kepada perempuan Ham. kalau ada satu saja nasihat yang dapat Ham pakai daripada Kila, ambillah nasihat ini. berhati-hatilah dengan perasaan perempuan. Ham mungkin tidak sedar siapakah yang terguris dengan ucapan dan tindakan Ham yang terburu-buru.."

- memeluk gerhana, hlmn. 308

--
(iii)

setuju!

lelaki, perlu ada 'had' bila memberi, kecuali pada yang betul, dan halal terkasihi. tapi, perempuan pun, usah terlalu mudah menaruh hati. atau dalam bahasa kasarnya, err

"jangan ter-cepat perasan?", mungkin?



hmm.

--
(iv)

salafussoleh selalu berpegang; mencari tujuh puluh alasan atau sebab seseorang sahabat berbuat kesalahan, semata-mata untuk mengelakkan suudzhon (sangka buruk). misalnya;

- dia lambat, mungkin jalan sesak
- dia tak senyum, mungkin tak sihat
- dia malas layan, mungkin banyak kerja
- dia tak reply mesej, mungkin ada urgensi lain

namun, untuk hal yang satu ini, eloklah juga dicari tujuh puluh sebab demi menyelamatkan hati daripada tertipu dengan perasaan dan angan-angan sendiri. misalnya;

- dia 'likes' status aku, maka tidak mustahil seratus status yang lain pun dia likes
- dia komen di blog aku, maka tidak mustahil lima puluh blog lain pun dia komen
- dia 'favourite' tweet aku, maka tidak mustahil lapan ratus lapan puluh lapan status lain pun dia 'favourite'
- dia tolong aku, itu memang sikap dia suka tolong orang

serta hal-hal lain yang cenderung mendominasi hati seorang perempuan, -terutamanya.

berhati-hatilah, kawan (untuk diri sendiri sebenarnya, haha)

--
(v)
"sebenarnya siapa yang membuat kita kecewa? kita sendiri. bukan orang lain. kita tidak akan pernah kecewa jika kita selalu mengendalikan harapan. mau secanggih apapun orang lain memupuk pesonanya, menimbun perhatiannya, kalau kita sempurna mengendalikan hati, no problem at all!
- bang tere

 silakan berlatih.


______
dijemput juga membaca ini, isu #23 *tetiba* :)

Monday, January 20, 2014

"kerana yang mencintai tak memerlukan, dan yang membenci tak akan mempercaya"

bismillah

menelaah subjek "ignorance is bliss" dalam hidup, tertemukan beberapa kategori ignorans yang baik, walau ternyata masih gagal pun mengaplikasikan sepenuhnya, hingga ke hari ini.

tetapi, masih ingin terus mencuba juga.

ignorans yang bagaimana?

(i)

tidak sibuk-sibuk mengulang-alik ‘cursor’, menekan apa-apa ikon (baca: mengambil tahu hal-hal yang tiada kena mengena dan tidak punya kepentingan pada diri). andai -ter, undur -kan semula.

misalnya; status, kisah hidup, foto-fotonya, hingga hatimu yang cenderung ‘rosak’ kerana timbulnya syak, sangka buruk, cemburu, sakit hati, riak, bajet bagus, dan dengki tanpa ter-sedar. 

ini tersangatlah merbahaya, serius! kecuali, hati mulus yang bebas daripada jangkitan penyakit-penyakit hati. 

(ii)

tidak sibuk-sibuk menguraikan semua perasaan, emosi, keinginan, buku-buku yang dibaca, web-web yang dilawati, barang-barang yang diguna, tempat-tempat yang dikunjungi dan kesemuanya tentang diri yang akan menemukan penghakiman dan pendugaan panjang oleh orang lain. 

sebab, sepertinya ada kebenaran dalam kata-kata ini; 

"if you only read the books that everyone else is reading, you can only think what everyone else is thinking." 
― haruki murakami, norwegian wood 

seterusnya, tanpa sedar membuatkan orang makin menjauh kerana adanya sangkaan yang begini dan begitu. kecualilah diri mampu untuk berbuat begini; "to write well, express yourself like common people, but think like a wise man." 

atau kalau benar-benar ingin berkongsi, beri yang sedang-sedang saja (cet, macam lirik lagu), tidak selonggok atau semua sekaligus, atau cukup pada orang-orang terpercaya, atau kena pada waktu dan masanya, atau menjadi keperluan untuk mengungkapkannya. 

terbayang-bayang kata-kata prof kopanski, pensyarah subjek modern europe dulu, sewaktu memberikan pandangannya;

yang paling mengagumkan dia tentang sejarah Islam ialah, dia tidak pernah menemukan banyak maklumat tentang aktiviti para isteri Nabi, dan wanita-wanita sezamannya. bagi prof, itu suatu bentuk penghormatan dan harga diri. tersembunyi, dan cukup berharga! kecuali, hal-hal ilmu, itupun masih dalam keadaan yang cukup terhormat. subhanallah!

ignorans yang peduli pun tidak, tidak peduli pun tidak, kadangkala lebih menyelamatkan dan menjernihkan hati, membuatkan hidup rasa nyaman, tenang, dan cukup sederhana!

"nobody really knows her
except the chosen few
her secrets are kept hidden
behind that sun-kissed hue.
if I reach out to touch her
she’ll just run away
my forever and always
will have to wait another day."
 ― simone elkeles, chain reaction   

 jujurnya, saya betul-betul teringin menjadi yang semisterius itu, fuhs!

"berceritalah tentang diri, tetapi tidak perlu banyak-banyak kerana yang mencintai, jauh sekali memerlukannya, dan yang membenci tidak akan pernah mempercaya" 
― salim a. fillah, menyimak kicau merajut makna

Sunday, January 19, 2014

SIMILI DUA ZAMAN

bismillah

(i)

mengenangkan pergelutan jiwanya saat bersembunyi di balik Gua Hira'; detik 'uzlah (persembunyian) yang melindungkan rawan hati dan gelisah jiwa yang sekian lama terpendam kerana makin bermaharajalelanya jahiliyah, kucar-kacirnya akhlak, dahsyatnya kerosakan, dan maha sesaknya dunia! 

apa yang sebenar-benarnya kau rasakan saat itu, duhai kekasih?

lantas Dia mengirimkan Jibril, pembawa wahyu sebagai pengubat. justeru dalam debar resahmu, ternyata kau bukan pengecut dengan tetap bersembunyi, atau menyimpannya cukup-cukup buat diri dan orang terdekatmu. 

tidak!

malah, dengan yakin penuh pada Rabb-mu, kau tebarkan seluas-luasnya dengan sepenuh kasih dan cinta, hingga suatu ketika wahyu pun tertegak menjadi ustazi'atul alam (rujukan dunia). 

langsung hinggi kini, cintamu masih mendenyut nadi di bumi. 

--

(ii)
 
seolah-olah dalam maharajalelanya ke-jahiliyah-an kini, kucar-kacirnya akhlak, dahsyatnya kerosakan, dan sesaknya dunia, kau sedang berbisik memberikan harapan; masih ada ruang, kesempatan, peluang, selagi ada penerusan misi ar-risalah

jauh sekali bersembunyi tetapi bersegeralah menebarkan, hingga kembali wahyu tertegak!

soalnya cuma, apakah hatimu juga sedang merasakan rawan, galau dan gelisah atau kau sama sekali tidak peduli walau seinci? dan apakah kau pengecut atau seorang pemberani?

Allah, dari mana harus aku mulakan?
tunjukkanlah kami jalan, dan kurniakanlah kami kekuatan.

"siapa yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang soleh, dan berkata, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri."
(Fussilat: 33)

 --


"merindukan jalan dakwah di millenium baru ini, kita harus melakukan introspeksi diri. bukan untuk mengutuk dan meratapi diri atas apa yang hilang dari kita."
- dr yusuf al-qardhawi
(merindukan jalan dakwah, umar hidayat; hlmn 255)


senyap Ahad.

 

"the world is quiet here" - lemony snicket


Friday, January 17, 2014

"once you learn how to die, you learn how to live" - morrie

bismillah

mungkinlah terlalu teori untuk saya kongsikan di sini, sebab dari sudut praktikalnya, saya sendiri tidak pernah melaluinya. tetapi, saya tertarik dengan satu isi dalam banyak-banyak hasil perkongsian semalam. 

tentang, bagaimana baitul muslim begitu terkait dengan tujuan hidup. sebab persoalan ini yang saban kali jadi isu dalam kepala saya, hampir setiap hari.

- apa yang sedang aku buat?  
- ke mana hala tujunya?  
- setiap satunya untuk apa? 
- soleh dan bergunakah? atau cuma soleh, tapi tak berguna? 
- hidup untuk diri sendiri atau ummah keseluruhan?

jujurnya, terasa berkali-kali saya 'lari' dari trek sebenar, hinggalah ke hari ini pun. tertipu, tergoda, dengan segalanya yang tidak berkaitan sedikitpun dengan pengakhiran.

dan apabila soalan-soalan tadi sampai di penghujungnya, tiada jawapan lain yang paling 'suit' melainkan 'menang', 'syahid', 'Syurga', dan 'redha' Allah. sebab penghujungnya, manusia sememangnya tidak akan ke mana-mana selain akhirat, tiada yang lain. 

jadi, kata Ukht yang bercerita semalam;
"sewaktu dalam proses ta'aruf dengan sesiapa saja, pastikan diri kita beritahu dia, siapa kita? tujuan hidup kita? kesibukan kita? pendirian kita? komitmen kita? kalau dia 'tak mahu', tak mengapa. good bye!"

bila terkenang-kenang, rasanya semakin faham;

(i) ..sebab Lady Noe tuliskan ini;
"kadang-kadang untuk pandangan pertama, kita menetapkan kriteria yang tak relevan untuk calon pasangan hidup kita" - desaturasi merah jambu, hlmn. 28

(iii) ..sebab Bang Tere maksudkan ini;
"banyak orang yang berpikir sebaliknya, sibuk pacaran, sibuk cari-cari perhatian, sibuk jatuh hati, sibuk ‘mencari jodoh’– di usia dini sekali. itu benar, kita boleh jadi segera mendapatkan yang diinginkan tersebut, tapi hanya sebatas itulah definisi jodoh terbaik yang kita dapatkan. 
berbeda jika dengan sibuk memperbaiki diri. terus sekolah dengan baik misalnya, belajar apa saja. termasuk belajar ilmu agama, semakin bermanfaat bagi sekitar, mencemerlangkan akhlak, maka jalinan silaturahmi akan semakin luas, membuat kesempatan bertemu dengan jodoh terbaik lebih lebar. 
dengan terus memperbaiki diri, kita bisa mengenal banyak orang, paham banyak karakter, memiliki prinsip-prinsip yang baik, dan itu lagi-lagi membuka lebih lebar kesempatan bertemu dengan jodoh terbaik." - darwis tere liye
 
(ii) ..dan sebab Morrie katakan ini;
"they don't know what they want in a partner. they don't know who they are themselves - so how can they know who they're marrying?" - tuesdays with morrie, pg. 148
--

 "Allah, pimpinlah kami untuk mengimpikan, mengangan-angankan, mengharapkan, mencita-citakan cuma Syurga-Mu, agar niat dan amal kami selalu yang paling ter-ikhlas, dan ter-arah"

"selalulah niatkan kebaikan; sungguh kau tak henti berkebaikan selama berniat baik" - Imam Ahmad

allahhumma ameen.

Thursday, January 16, 2014

"tulislah, kerana aku suka membaca" - anon

bismillah

ada orang yang tak perlu buat apa-apa, cuma tuliskan saja amuk resah gelisah suka riang gembira dan percikkan seluruh warna dalam kanvas hidupnya, dia mampu untuk menggerakkan orang lain turut sama-sama berkongsi rasa.

dalam kita, pasti ada orang-orang tertentu, yang saban detik kalau 'mereka-mereka' ini menulis, tak pernah lelah dalam memberi inspirasi untuk kita pun turut menulis. 

saya puntidak terkecuali.

ada blog-blog yang kerapkali saya kunjungi, membuatkan saya mampu menyelam dalam hidupnya, dan dengan tanpa sedar, meletakkan saya kembali ke dunia saya.

mereka-mereka ini, pada saya adalah sebagaimana yang anne lamott katakan;

"..there was something magical about people who could get into other people's mind and skin, who could take people like me out of ourselves and then take us back to ourselves.."

magik!

maka, teruskanlah menulis, sebab;

"if your actions inspire others to do more, to learn more, to dream more or to become more, you are a leader."

- john quincy adams

percayalah, andalah pemimpin tulisan-tulisan saya. eceh :P
ayuh, teruskanlah menulis dan saling berbagi.
 

Wednesday, January 15, 2014

menggagahkan yang kecil;

bismillah

satu hal tentang hidup berjemaah yang saya tak dapat ketika bersendiri;

saya takkan terjumpa orang yang hebat amalnya, tapi cukup diam sekali bekerja. saya takkan terjumpa variasi potensi yang masing-masing sibuk menyumbang untuk ummah. saya takkan terjumpa orang yang bersedia berlapang dada dan bersedia mengorbankan kepentingan diri demi makna ukhwah dengan iman. saya takkan terjumpa orang yang mementingkan syura sebagai pertimbangan seluruh kehidupan, bermula dari urusan yang kecil hinggalah yang besar. saya takkan terjumpa orang yang hidupnya ada orientasi akhirat, berbanding lebih terdahulu membangun kehidupan dunianya.

saya takkan terjumpa orang-orang yang selalu merendahkan jiwa saya, dengan mutu akhlaknya, mutu peribadinya, mutu al-Qurannya, mutu qiyamnya, mutu siyamnya, mutu itsarnya, mutu dakwahnya, mutu infaqnya, mutu semangatnya. dan keunggulan lain yang tak terungkap satu-satu!

masing-masing selalu saja punya amalan unik tersendiri, yang seringkali berhasil merendahkan jiwa saya yang sedia kecil. membuatkan saya terus merasa kerdil, tewas dan kalah. perasaan-perasaan ini sering menyahkan kesombongan, bahkan tak mampu tercuit sedikitpun di hati, kerana mereka sedari awal sedia menang, dan terus juara.

jujur, saya takkan terjumpa orang-orang yang telah ‘merendahkan’ jiwa saya, tetapi pada masa yang sama, bersedia ‘mengangkat’ saya dengan potensi-potensi mereka yang itu, dan meninggikan saya dengan apa yang saya ada, tanpa mempedulikan betapa kerapnya saya lemah dan jatuh.

sebagaimana kata Hasan al-Banna dalam salah satu risalahnya;
 
"wahai ikhwan, angkatlah menjadi pemimpin orang yang paling lemah di antara kalian. kemudian dengarlah dan taatilah dia. dengan (bantuan) kalian, ia akan menjadi orang yang paling kuat di antara kalian."

moga aku juga mampu menjadi antara yang kuat,
seperti kalian yang tak jemu mengangkat yang lemah!

muluk-muluk yang tinggal sisa-sisa

bismillah

ke Publika minggu lepas, saya menemukan macam-macam. gah, masyhur, populariti, fesyen, seni, mewah, kilauan, antik, cantik, emas, karyawan, seni lukis, galeri, kreativiti, global, tekno, canggih dan kesemuanya yang muluk-muluk.

sebuah street-mall yang ‘bergaya’ bagi saya. sebuah kompleks yang multikonsep, hias dalaman yang unik, persembahan niaga dan produk yang pelbagai, dan kesemuanya yang indah-indah! 
keterujaan adalah perasaan paling tepat untuk diungkapkan saat menjejak kaki pertama kali. pendek kata, saya suka!

namun, saat menginjak untuk pulang, usai Maghrib, anehnya keterujaan tadi lenyap diselaputi letih dan lelah. bukan sebab lenguh memutar keliling Publika yang serba luas dan bertingkat-tingkat.

bukan!

hati saya yang lebih-lebih letihnya. muluk-muluk yang tadi, rasanya di pandangan kini; cumalah sisa-sisa. kosong! tak dapat memenuhkan hati seperti yang diisi sebuah ‘tenang’ di Masjid Wilayah yang cuma bersebelahan. tak dapat menggantikan pun, ‘kepenuhan’ di Masjid UIAM. bahkan tak dapat ‘membesarkan hati’ seperti yang dibuat Al-Ansor, sebuah surau kecil tempat ber-mabit (Malam Bina Iman Taqwa) yang hampir setiap bulan.

perasaannya, mahu segera keluar, dan cepat bebas. sesak yang teramat! 

"ini bukan dunia aku, dan bukan ini yang aku mahu," hati berkata, yakin bernoktah.

"barangsiapa di antara engkau semua telah merasa aman (-dari musuh)nya- dalam dirinya, sihat tubuhnya, memiliki keperluan hidup (makan, minum, ubat dan apa-apa yang diperlukan dalam kehidupannya) pada hari itu, maka dia telah dikurniakan dunia dengan keseluruhan isinya."
(HR at-Tirmidzi) 

mewahnya sebuah 'innerpeace'!

dan, paling anehnya, saya tak 'menangkap' satu momen pun, mungkinlah terasa ingin mencuba menikmatkannya dengan rasa, bukan lensa! macam ini. 

"intipati sebuah kehidupan," hmm?

ps: dan paling aneh lagi, ke Publika semata beli ini di Daiso untuk solat, yeahh! ;P

Tuesday, January 14, 2014

OMBAK

bird by bird pg. 201

tuesdays with morrie, pg. 104
 
dan aku mula lebih memilih untuk berenang dalam takut, lemas dalam kecewa, tenggelam dalam debar, terkapai dalam harap, menyelam dalam hiba, sampai-sampai tertimbul 'gagah' aku yang sebenar!

"I'm not ready to do that"
"I want to do that - and I'll learn by doing it." 
 

Friday, January 10, 2014

di sebalik kata-kata yang tertinggal (iv);

bismillah

dia membuatkan aku ada. dia membuatkan aku mampu dengan sangat panjang, bercerita atau dengan sangat lama, berdiam. namun, anehnya tidak pernah sekali terwujud kekok atau resah. 

dia membawa aku ke dunianya; jauh, panjang, dalam dan lama. mengeluarkan aku dari aku, namun dengan magisnya, di akhirnya dia juga memasukkan aku semula ke dalam aku. malah, sama sekali tidak pernah aku merasa terpaksa, terbeban atau terkongkong.
 
dia tak perlu banyak bicara, sebab perkataan-perkataannya sudah jelas dan terang, satu-satu. sebab kata-katanya adalah suaranya. pendek, tapi dalam. ringkas, tapi mafhum. sikit, tapi maklum. dia tak membuat aku bertanya banyak, kerana diamnya saja sudah cukup untuk aku mengerti kesemuanya!

paling penting, dia tak membuat aku bertanya tentangnya, tetapi lebih mempersoal tentang aku. dia tak pernah memberitahu, tetapi lebih menunjukkan. malah, adakalanya dia menjumpakan aku dengan 'sesuatu' yang telah aku ada, tetapi tidak pernah tertemukan.

dia seperti kata Emily Bronte dalam Wuthering Height;

"he's more myself than I am. whatever our souls are made of, his and mine are the same"

atau kata Anne Lamott dalam Bird by Bird;

"ever since I was a little kid, I've thought that there was something noble and mysterious about writing, about the people who could do it well, who could create a world as if they were little gods or sorcerers. all my life I've felt that there was something magical about people who could get into other people's mind and skin, who could take people like me out of ourselves and then take us back to ourselves. and you know what? i still do."

kalau dia saja telah memampukan, bagaimana agaknya Dia yang cuma meletakkan iqra' (al-'Alaq: 1) dalam kitab-Nya?

sama ada mungkin aku saja yang tak pernah mau,
- BACA dan FAHAM.


Wednesday, January 8, 2014

-WITHIN ME.

bismillah

di masjid semalam, terjaganya dari tidur, Ustaz Ibrahim Nuhu tengah rancak bercerita lagi. sebetulnya, saya tidak mengikuti ta'alim beliau sepenuhnya. cuma sayup-sayup terdengar tentang cerita, -permintaan seorang hamba kepada Allah. 

kasih Allah. cinta Allah. belas kasihan Allah. 

mendengarkan itu, termotivasi dari anjuran Ustaz untuk mengharap sepenuhnya kepada Allah. kadangkala, sedia saja tahu kesediaan-Nya yang selalu dalam memakbulkan. tetapi, kadangkalanya juga perlu 'diketuk' lagi dan lagi, supaya tersedar lagi.

"wazakkir. fa innadzzikra tanfa'ul mukminin" (adz-Dzariyat: 55)

maka, saya pejamkan mata, dan cuba untuk berdoa dengan sungguh-sungguh. random, seolah-olah sedang bercerita dan bersembang dengan Allah. 

--

usai Isyak, kedengaran ada seseorang memanggil saya. saya berpaling, tersenyum, dan berpelukan lama. kawan lama, yang sangat 'dekat' di hati. kami berbual, dan bercerita panjang. hinggalah sampai kepada satu detik, dia kongsikan satu ayat.

surah Muhammad, ayat ke-2. 
"akak tahu tak, ada satu ayat ini, Allah terangkan cara untuk kita melepaskan hati kita daripada sesuatu?"

"Allah kata; orang-orang yang beriman (kepada Allah) dan mengerjakan kebajikan serta beriman kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad, dan itulah kebenaran dari Tuhan mereka; Allah menghapus kesalahan-kesalahan mereka, dan memperbaiki keadaan mereka."

"Allah akan memperbaiki keadaan kita sekarang (termasuklah keadaan hati, jasad, dan kesemuanya), kalau kita sepenuhnya beriman (percaya) kepada Allah, dan terus-menerus berbuat baik."

"dengan demikian (melalui perbuatan-perbuatan tadi), Allah akan ubah hati kita, seterusnya secara automatik, situasi kita pun akan berubah. mungkin itulah juga yang dimaksudkan dengan, 'Allah tidak akan ubah keadaan (nasib) kamu, jika kamu tidak mengubah dirimu sendiri'. 

dalam, dan menyentuh.

--


terasa seperti Allah sedang 'menjawab' doa. tanpa perlu dikisahkan apa-apa pun; spontan, tak disengajakan. sebab semalam, saya cuma meminta satu hal;
"Allah, tolonglah, bebaskanlah hati dari segala 'pemilikan' yang bukan Engkau takdirkan untuk aku. aku betul-betul perlu, dan betul-betul ingin"

--
"..but once I realized the problem was not you, but within me, I found inner peace. and was able to harness the flow of the universe."
- Master Shifoo, Kungfu Panda II

Sunday, January 5, 2014

BERJUTA RASANYA!

bismillah

rasa i

"hitam pekat. coklat emas, bahkan putih kuning pun ada! bukan itu saja, haruman yang semerbak pasti menggoda liur, dan menangkap berjuta momen indah!

espreso. cappucino. latte. hanya dengan secawan kopi.

kopi selalu menghidangkan suatu rasa, bahkan mampu menyenangkan jiwa. sedangkan kopi saja sudah begitu menikmatkan, apatah lagi bila adanya sebuah tempat atau sekurang-kurangnya warung kecil untuk orang bersantai-santai; berfikir, menulis, membaca, mengira, atau apa saja sambil menghirup secawan kopi. 

aku mahu menamakannya A-B-C; Al-Banna Cafe! dan akulah, baristanya!"

ironinya, teruntuk Hasan Al-Banna, kopi bukanlah kegemarannya, huhs!

sebenarnya, ini adalah hasil contengan-lima-minit, dalam slot Larian Mata Pena (LMT), Sabtu lepas. ceritanya, Prof Umi Kalthum (seorang penulis) meminta semua peserta Bengkel Penulisan Islami menuliskan 'cerita pendek' berdasarkan tiga tajuk yang diberi. terpulang, mengikut selera atau kehendak masing-masing. saya memilih tajuk; 'impian 10 tahun akan datang'. dua tajuk yang lain; hari paling bahagia dalam hidup dan tempat paling asing yang pernah dikunjungi. 

untuk bengkel yang lebih kurang 8 jam lamanya, satu hal yang paling saya terkesan ialah; lamanya saya tidak menulis karya kreatif! serius, otak terasa sangat berkarat. saya jadi kaku untuk 'menggunakan' lenggok bahasa, olahan penceritaan, 'permainan' watak, dan lain-lain sebagaimana seharusnya 'gaya' sebuah novel atau cerpen. kesannya, tiga puluh minit yang diarahkan untuk menulis satu jalan cerita, tidak berpenghujung, dan saya tersangatlah kecewa, hmm!

rindunya mengarang cerpen atau cer-pan lagi. 
seindah dan senikmat dulu-dulu!  

--
rasa ii

keduanya, saya tidak faham dengan ragam manusia yang satu ini. di KLCC semalam, semacam jadi suatu pertunjukan hebat apabila beberapa orang (penjual) sebenarnya, sedang memerah longgokan delima bersaiz besar, dan dikerumuni oleh ramai orang. 




semacam artis, apabila ada saja yang tidak putus-putus memancar 'flash' sini sana. dalam ramai-ramai manusia yang pelik, dengan ragam yang saya sendiri tidak faham itu, sebenarnya termasuklah saya. 

serius, saya masih tidak faham.

mungkinlah, sebab setiap kali dalam 'keramaian', saya sebenarnya 'sendiri'. dan dalam pantulan orang ramai yang berjuta, saya mampu melihat diri saya sendiri, dan mula bertanya; siapa aku yang sebenar-benarnya?

"I’m not sure what I’ll do, but – well, I want to go places and see people. I want my mind to grow. I want to live where things happen on a big scale." – F. Scott Fitzgerald

--
rasa iii

obsesi bulan pertama, di tahun baru;



macam salah satu tajuk novel Tere Liye, "Berjuta Rasanya", begitulah perasaan saya terhadap dua buah buku ini. oh, berjuta rasa 'suka' dan 'cinta'!

keterujaan itu agak melampau, hinggakan setiap kali ingin membacanya, saya akan membeleknya, membalikkannya ke depan dan belakang, menatapnya berulang kali, lagi, lagi, lagi, lagi, dan lagi hingga belum satu halaman pun sempat habis dibaca. ahah!

sinonimnya, bagi orang yang sangat suka makan aiskrim, dia mungkin akan menikmati aiskrimnya sehabis baik, begitu santun, berhati-hati, dan perlahan-lahan. sebegitu jugalah mungkin perasaannya ingin menikmatkan 'aiskrim' yang satu ini; jangan gopoh Umairah, jangan kalut Umairah, jangan 'buru Umairah. dan. perasaan ini, namanya; 'sayang-nak-baca'.

sangat sesuai untuk writer, bakal writer, sesiapa yang mahu jadi writer, atau pura-pura mahu menjadi writer pun, boleh! (walaupun saya belum pun menghabiskan bacaan)

--
rasa iv

salah seorang yang terhampir, selalu-selalu mengklasifikan saya sebagai seorang yang 'psiko'.

"umy ni psiko", begitulah katanya. 

psiko dalam erti; 'membaca' orang. katanya, mungkin efek novel yang menjadikan saya (mampu) sebegitu! walaupun saya tidak pasti, sejauh manalah kebenarannya. mungkin dengan dia saja, saya menjadi se-psiko itu. heh.

maka, dengan 'psiko' yang itu, impian saya selain membina sebuah "A-B-C" adalah, mewujudkan sebuah librari yang unik dan mendidik. dan, saya mahu menjadi librarian yang semacam doktor merawat pesakit. 

"awak 'sakit' apa? 'masalah' apa?"
"awak perlukan sesuatu yang macam mana?"
"oh, saya suggestkan buku ini."
"hmm, buku ini mungkin sesuai untuk awak"

doakan saya mampu melajukan pembacaan agar dapat menjadi librarian yang se-psiko-itu! yeah! :P

--
rasa v

"Sam said to me the other day, "I love you like 20 tyrannosauruses on 20 mountaintops," and this is the exact same way in which I love him.
- Bird By Bird, Anne Lamott; pg. ix

aduhai, prakata saja pun, 
sudah begitu indah! (over)

sekian, lima rasa dari berjuta rasanya!

ps: #random #rants #conteng

Friday, January 3, 2014

"When I have a house of my own, I shall be miserable if I have not an excellent library." ― Jane Austen, Pride and Prejudice



bismillah

nah, sebuah mimpi siang;

"angin nipis menebar halus tirai coklat keperangan yang berbondong-bondong. fabrik kain nipis dan lembut dengan sentuhan warna desa membenarkan jalur cahaya menembus ke sekitar ruang bilik. padan sekali warna tanah dengan grommetnya yang coklat tua. moden klasik yang unik. cahaya terang menerobos, namun tidak terasa panas.

buku-buku berserakan atas meja. tafsir fi zilalil quran yang berkulit tebal menganga luas, dengan pen penyerlah berwarna merah terang dikepit di tengah-tengah halaman. kaca mata, bekas pensil, gugusan anak kunci, fail, buku nota, berterabur. tidak ketinggalan secawan kopi yang masih berbaki isi separuh penuh, tidak diminum.

dia terbaring atas sofa. kaki dilunjurkan ke bawah. tengkuk tersepit di celah lengan sofa. sambil menggigit hujung bibir, pen di tangan kiri dilarikan atas bawah. dahi berkerut seribu.

dan, aku.

hanya pemerhati kosong di tengah laman berpermaidani. bilik yang tidak seluas dan sesempit mana, cukup selesa sebagai ruang bacaan. buku-buku seakan lukisan abstrak, tersusun berderet pada rak yang melekap kemas pada dinding. bermula dari kitab-kitab tafsir pada rak yang pertama, hinggalah ke novel, majalah, buku masakan, buku komputer dan sebagainya di rak paling bawah. bahagian tengah sengaja diletak buku-buku yang sering digunakan untuk memudahkan rujukan.

kain libas tebal jenis pashmina berona jingga lembut dan berjalur maroon dilapik memanjang atas rak sebagai penghias. bahagian silingnya pula diserikan dengan lampu bulat yang kecerahannya kuning malap.

rak tinggi yang direka khas, dilengkapi tangga mini untuk memudahkan kerja-kerja mengemas dan menyusun.."

sebuah entri lama

--

"so I kept reading, just to stay alive. in fact, I’d read two or three books at the same time, so I wouldn’t finish one without being in the middle of another — anything to stop me from falling into the big, gaping void. you see, books fill the empty spaces. if I’m waiting for a bus, or am eating alone, I can always rely on a book to keep me company. sometimes I think I like them even more than people. people will let you down in life. they’ll disappoint you and hurt you and betray you. but not books. they’re better than life."

― marc acito, how I paid for college

how is she different (iii)

bismillah

a productive Muslimah is one who takes pride in being a Muslimah. she is focused on preaching Islam through her own practice. she loves Allah, her focus in life is Allah’s pleasure, and she loves to do things that bring her closer to her creator and sustainer.

her main concern is her success in the akhirah, thus she makes the most of this world as a means to achieve that success. her iman is reflected through her outward appearance and mannerism, which is a complete submission to the shari’ah.

she lives a simple life that takes care of her needs and instead of going after her wants. she has a heart free of love for this world, free of love of leadership, free of bad opinions about others, free of grudges, malice, rancour, greed, envy and all other evil traits.

her tongue is not engaged in haram or vain talk, she thinks before she speaks, she controls her anger. she is a humble person; her goal is to be a better person every day of her life. she doesn’t hesitate to admit when she is wrong and is quick in correcting her wrongs/faults when she sees them.

she is neither stingy nor a spendthrift, but she loves to spend generously for those things which will bring her closer to her creator. her heart is clean and pure, filled with love and reverence for her creator: love, compassion, kindness, and forgiveness for the creation.

she is full of gratitude for every single blessing, especially for the spiritual blessings, and she is always striving to progress spiritually. she has complete trust and reliance in Allah, and when she goes through difficult or disliked situations, she knows there is good in it for her – both in this world and the next.

she loves to be in the company of saliheen (righteous slaves of allah). she strives to keep her promises and commitments. she is soft spoken but firm in her words and works. she always strives to be a part of solution and not a part of problem.

she shows beautiful patience during difficult times, for she realizes things could have been worse, and that these are tests from Allah who can be called upon and he will answer the duas. and she also has the certainty that, “indeed, with hardship, there will be ease”

she is a living proof of what a Muslimah should be, and all this with the utmost sincerity to please her Almighty Lord.