Pages

Tuesday, July 30, 2013

nota Ramadhan 21.

bismillah
"demikianlah perintah Allah. dan barangsiapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya hal itu timbul dari ketaqwaan hati" (al-Hajj: 32)

namun terkadang, ada banyak hal yang Allah sangat menyukainya, tetapi hati tak termampu untuk menyukainya. saat inilah, ‘mujahadah’ perlu lebih, malah doa untuk ini yang terutama; supaya Allah beri cinta pada segala yang menjadi kecintaan-Nya. terlebih-lebih di waktu Ramadhan.

sama halnya seperti Abdullah bin Abu Bakr yang redha menceraikan ‘Atiqah, isteri terkasih lantaran kelalaiannya. sama halnya seperti situasi Khalid al-Walid menerima ‘perlucutan jawatan’ sebagai panglima perang. sama halnya seperti keadaan Muslimin yang tergoncang ‘iman’, saat Allah mentakdirkan mereka tidak dapat berbuat haji pada tahun itu. malah, Perjanjian Hudaibiyah yang lebih memihak kepada kaum kafir Quraisy, membuat hati ragu-ragu dalam menerima ketentuan dan kehendak Allah S.W.T.

di 'jalan cinta’, ‘tahu’ dan ‘kenal’ hakikatnya selalu menumbuhkan cinta yang lebih, dan makin dalam. maka mungkin batas pengetahuan tentang takdir yang secetek cuma, tidak mendorong hati untuk menyukai dan mencintai segala yang Allah inginkan. 
"..dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu meyakini bahawa (al-Quran) itu benar dari Tuhanmu, lalu mereka beriman dan hati mereka tunduk kepada-Nya. dan sungguh, Allah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus.." (al-Hajj: 54)   
 
cantumkanlah doa-doa kita, memanjat langit al-Qadr; dikurniakan ilmu dan makrifat, hikmah kebijaksanaan, serta kelapangan hati untuk berbuat segala sesuatu yang dicintai-Nya, dan meninggalkan segala sesuatu yang dibenci-Nya.

ya Allah, mudahkanlah segala yang sukar. moga amal kami adalah cuma ‘amalan yang terbaik’ (al-Mulk: 2) di sisi-Mu. moga mati kami adalah cuma ‘mati yang benar’ di sisi-Mu (al-Imran: 102)

ameen.

 

Saturday, July 27, 2013

mesej 18 Ramadhan.

bismillah
 
suatu petang, tanya seorang kakak kepada saya; "awak rasa kejayaan kita daripada siapa?"

saya diam dan senyum saja, terfikir-fikir jawapan paling sesuai.
 
dia tanya lagi, "diri sendiri? ibu ayah? kawan-kawan? ya, memanglah kejayaan semuanya dari Allah, tapi daripada siapa sebenarnya?"
 
"erm, diri sendiri?"
 
dia geleng.
 
"sebenarnya, kejayaan kita datang daripada ibu ayah".
 
noktah.
 
--
 
kenapa tidak? sedangkan perintah mentaati ibu dan ayah adalah sesudah perintah jangan mensyirikkan Allah. 'seolah-olah' mentaati ibu bapa adalah sebahagian dari urusan 'tauhid', bukan soal 'fekah' atu hukum lagi. subhanallah, besar dan tingginya status ibu bapa pada pandangan Allah!
 
kenapa tidak? sedangkan daripada mereka kejayaan itu bermula. seawal mereka masing-masing beristikharah, merisik dan memohon petunjuk Allah untuk memilih jodoh (ayah / ibu) yang baik untuk melahirkan zuriat dan keturunan yang baik.
 
saya sangat sebak mendengarkan kata-katanya yang terakhir. kata dia;
"awak mohonlah ibu dan ayah selalu mendoakan kita. lagi-lagi dalam Ramadhan."
 
pagi 18 Ramadhan, marilah kita menyentuh 'inbox' mereka beramai-ramai dengan harapan melonjak-lonjak!

sayang Ummi, Ummi, Ummi.
sayang Walid.

Allah, sayangilah mereka.
ameen.
 

Thursday, July 25, 2013

(terpublish tanpa tajuk, fuh)

sudah lama tidak menulis dengan jiwa. dan, (aha!) secawan kopi selalu menendang rasa-rasa mahu menulis.

nah, (maaf), saya cuma mahu tulis sebebasnya!


bismillah

(i)

saya ke sini, ke sini, dan ke sini.
 
kata anis matta, satu saat kita akan merasa 'kosong'. 'ke sini' saya yang berulang-ulang kali itu, saya temukan 'kosong' yang saya cari.
 
'kosong' pada pagi hari yang tenang, bersambut lantunan al-Quran. 'kosong' pada secawan kopi. 'kosong' pada ampaian. 'kosong' pada selipar hijau askar yang 'sret, sret, sret' bunyinya. 'kosong' pada rak buku. 'kosong' pada gelanggang depan blok G. 'kosong' pada sepasang burung yang selalu dihendap saban malam. 'kosong' pada tangga tinggi. 'kosong' pada ruang privasi dar al-hikmah (perpustakaan).
 
rupanya yang 'penuh' itu, mungkin bersebab bila ada kamu. tapi, untuk semua ini bukankah Allah sedang mengajar tauhid? kebergantungan total pada Dia semata-mata, dan bukannya orang lain?

sampaikan suatu hari, terasa Allah berbicara langsung bila saya tertemukan ini;
"apa yang ada di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal" (an-nahl: 96)
 
tiada yang kekal melainkan Allah, sekuat dan sekukuh apapun ikatan dunia, sebab cuma Allah, Al-Baqi' (Maha Kekal).
"..he cried that night for all that he lost, but he would say it taught him a valuable lesson: that holding on things, "will only break your heart". so he avoid attachment.."  
- the time keeper, pg. 19

ya, ya, ya, saya tahu saya sangat emosi.
tapi, terima kasih Allah!

(ii)

ujian (perang diri) sepanjang tempoh sebulan dalam 'suasana' baru ini (ehem, saya masih di maratib amal terbawah, eceh), membawa diri lebih mengenal manusia.

bukan, sebetulnya lebih mengenali diri sendiri.

bahawa saya belum sesungguhnya bersedia memaafkan diri, bila berbuat dan terbuat salah; ego, sombong, dan bongkak! belum sesungguhnya memberikan diri 'ruang' untuk dicintai dan mencintai. belum sesungguhnya ikhlas mendepani hari-hari baru yang sepenuhnya beda. belum sesungguhnya meletakkan kepercayaan kepada orang lain untuk mengenal diri. belum sesungguhnya 'membuka' diri, hinggakan kejanggalan itu bukan datang dari orang lain, tapi muncul kerana diri sendiri sebenarnya, hmm.

dan apa-apa yang 'kurang' dari orang lain, saya lebih memilih untuk cuba dan berusaha memahami orang lain, sebagaimana diri mahu difahami.

"you get what you give"

ya, ya, ya, saya tahu saya sangat kompleks.
tapi, terima kasih Allah!

(iii)

saya fikir saya perlu 'ruang'. saya fikir saya tidak selayaknya di sini. saya fikir saya tidak patut pun berada di sini. saya fikir, saya patut kembali semula ke masa-masa lalu, dan menjadi saya. 'saya' yang saya fikir, 'saya' yang sebenar-benarnya.

namun setelah merasionalkan semuanya, saya mula bertanya; "sampai bila?" sedangkan manusia 'move on!'. hakikatnya, kita bukan sedang mencari diri, tapi kita mencipta diri.

maka, bila Allah meletakkan dan merencanakan perjalanannya harus begini, moga saya tak 'lumpuh' dengan cuma berfikir masa lalu, hingga tak mampu berjalan, merencana hari-hari baru.

Allahhu!

ya, ya, ya, saya tahu saya sangat filosofi malam ini.
tapi, terima kasih Allah!

(iv)

untuk saya;



ini antara imperfection yang saya cuba dan masih baiki. mohon doa, mohon kritikan. bekerja sebagai pembantu editor (alhamdulillah!), menemukan saya dengan pelbagai hikmah.

pertama kali hasil kerja ini diubah, dan direncanakan mengikut kehendak penasihat, saya merasakan diri saya hilang dalam cerpen dan tulisan sendiri. tidak semulajadi, dan 'bukan' saya. namun, sesuatu yang saya belajar, hakikatnya segala keputusan syura sentiasa yang terbaik.

selalu mengajar  keikhlasan niat dan ketundukan hati, bahawa ini bukan karya saya, tapi milik bersama.

oh, sebarang kritikan, pembaikan, cadangan, salurannya yang ini dan ini.

(v)

Ramadhan lalu, Imam tersedu-sedan melantunkan ayat ini (12:86). Ramadhan ini, Imam penuh sayu membawakan perasaan Ya'akub A.S dalam dirinya, sewaktu melintasi ayat ini (12: 93-94)

"..قال أبوهم إني لأجد ريح يوسف"

al-Quran selalu punya cara interaksinya tersendiri. hari ini tertemukan 'ibrah lain, esok-esok lain pula. subhanallah!

moga Allah meletakkan cinta pada yang satu ini, selalu dan selalu.

yang terakhir kalinya, kata dr. halima dalam slot kulliyatunnisa' tadi;
"be a newborn baby. let's start a new page, -with Allah".

Rabbi, sahhil li kulla khayr,
ameen.


ps:
terasa sungguh 'kesayaan' malam ini ._.
ampun, salam ramadhan 16!

 
 

Tuesday, July 16, 2013

Barista.

"macam mana rasa dia? pahit?"

geleng.

"manis?"

geleng.

"tawar?"

"bukan"

"jadi?"

"rasa dia, hmm..memori."
-- 
*barista: : a person who makes and serves coffee (as espresso) to the public
'moreh', ramadhan 6.

Monday, July 15, 2013

refleks Ramadhan (i);

bismillah
 
Ramadhan 4


mesej Ummi Walid. mungkin tergerak oleh kata-kata pentazkirah di pagi Subuh dingin yang sungguh menyentuh, "pernah kita berterima kasih pada mak ayah?"
"Ummi Walid, terima kasih sebab hantar Akak belajar mengaji al-Quran. alhamdulillah, hari ini Akak dapat baca al-Quran. moga setiap kali Akak baca, pahalanya akan sampai untuk Ummi Walid. selamat mengkhatam al-Quran dalam Ramadhan!"
bukankah satu kenikmatan mampu menatap, memegang, menutur satu-satu huruf dalam al-Quran, terlebih-lebih dalam Ramadhan?

adakalanya, mungkin ‘bukan’ dari tangan-tangan mereka, tapi ‘masih’ dari tangan-tangan mereka, hari ini kita mampu melakukan sesuatu. kalaupun ada anak yang masih tak berkesempatan merasainya, kekurangan itu bersebabkan Allah sedang menyediakan kita untuk menjadi ibu bapa yang lebih baik, pada anak-anak sendiri kelak, insyaAllah.

bukankah dalam segala kekurangan, selalu mengajarkan ‘erti’ dan ‘hikmah’ kebaikan? terima kasih untuk kekurangan dan kelebihan, sebab kita sentiasa dapat belajar sesuatu.

Ramadhan 5

sebenarnya, pandangan seseorang pada dirinya sendiri, sangat menentukan; "bagaimana dia memandang orang lain memandang dirinya."

bila sering-sering memandang diri dengan pandangan yang negatif, akan terdorong untuk membuatkan diri memandang orang lain dengan pandangan yang negatif juga.

hinggakan, tanggapan-tanggapan yang ‘dicipta’ dalam kepala sendiri, akan membuatkan segenap dan seluruh kasih sayang yang sepatutnya dialirkan dengan mudah tertahan-tahan. tersekat, hingga dia lebih rela menjauh. hanya cuma bersebabkan dia merasakan orang lain memandangnya, sebagaimana dia sering 'mengecam' dirinya sendiri.

sebab itu mungkin, sering-sering ada kata-kata yang mengajarkan, "belajarlah terlebih dulu mencintai diri sendiri, nescaya kita mampu pula mencintai orang lain."

sebab itu juga mungkin Rumi pernah menuliskan; "protect yourself from your own thought."

mengimbas bacaan "tuesdays with morrie", halaman 166;
"it’s not just other people we need to forgive, Mitch," he finally whispered.

"we also need to forgive ourselves."

"ourselves?"

"yes. for all the things we didn’t do. all the things we should have done. you can’t get stuck on the regrets of what should have happened. that doesn’t help you when you get to where i am"

beri peluang pada diri untuk memperbetul kesilapan, dan berusaha untuk memperbaiki kembali. Allah ada, selalu ada!

Ramadhan 6

halaqah semalam, murabbi membawakan kisah seorang cucu dan atuk. kisah soalan si cucu yang menanyakan perihal membaca al-Quran;
"kenapa harus memperbanyak bacaan al-Quran, sedangkan kita tak faham sepatah pun, dari isinya?"

jawapan si atuk cuma berbentuk arahan, agar cucunya memikul sebuah bakul berlubang; bekas simpanan arang. kemudian, dia diminta mengisi air di dalamnya hingga penuh. air yang didapatkan dari sungai, seterusnya diminta pula dipindahkan ke dalam baldi yang lain.

berkali-kali si cucu melakukannya. al-hasilnya, bekas yang berlubang tak dapat sedikit pun menampung isian air. cuma satu yang luar biasa terjadi, bakul yang hitam bersebabkan arang tadi, makin tertanggal kotorannya malah makin bersih.

meski faktor ‘masa’ adakalanya tak menyempatkan kita untuk tadabbur setiap baris ayat, moga kesediaan dan usaha kita memperbanyak tilawah (pesanan untuk diri sendiri) hari demi hari, ada kotoran hati yang tertanggal sedikit demi sedikit!
 
"andai tidak mampu untuk berbuat semua, usahlah ditinggalkan semua."

ayuh, khatam berkali-kali!

Allah, permudahkanlah.
ameen.




Friday, July 5, 2013

nota Jumaat.

bismillah

ada banyak hal, yang kita tak pernah duga. sebab itu mungkin, Nabi Hud A.S pinta Allah ilhamkan dia mendoakan sesuatu yang bukan atas pengetahuannya.

kerana Allah Maha Tahu, hanya sebab kita belum tahu,
sebab itulah mungkin kita belum cinta. 

"ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu untuk memohon sesuatu yang aku tidak mengetahui (hakikatnya). kalau Engkau tidak mengampuniku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, nescaya aku termasuk orang yang rugi"
 
(Hud: 46)

petrichor Syaaban.


"konkrit berpenghawa membuat kita tak mencium hidu lagi bau hujan,
apalagi mengintip, dan menyentuhnya"

 

Tuesday, July 2, 2013

ketika harus memilih;

bismillah
 
berkongsi kata-kata kak liyana, yang dipetik dari imam muda asyraf, sewaktu teenace baru-baru ini;
"sebenarnya, tiap-tiap hari kita perlu solat istikharah. sebab setiap hari, hakikatnya kita perlu memilih. memilih perkataan, memilih perbuatan, memilih buku, memilih pemberian, memilih permintaan, memilih makanan, memilih itu dan ini. moga istikharah kita yang setiap hari itu, Allah perkenan mengurniakan hidayahnya, dan sentiasa melorongkan kita pada pilihan-pilihan yang benar".
 
subhanallah!
 
perkongsian yang sederhana, tapi sangat bermakna.

--

kata sheikh omar suleiman dalam video ini, memetik kata-kata ibnu qayyim al-jauzi;
"malaikat diciptakan dengan tujuan, tapi tanpa nafsu. haiwan pula dijadikan bernafsu, tapi tanpa tujuan. manusia pula diciptakan dengan kedua-duanya; iaitu dengan tujuan, dan disertai dengan hawa nafsu. jika ‘tujuan’nya lebih kuat berbanding nafsu, maka dia menghampiri status malaikat. namun, jika ‘nafsunya’ lebih kuat berbanding ‘tujuan’nya, maka dia menghampiri status ‘haiwan’".
 
Allahhu!

manusia sentiasa diberi pilihan; sama ada lebih cenderung memilih ‘tujuan’ penciptaannya, atau ‘nafsu’nya. pilihan menjadi hamba Allah, atau hamba nafsu?

Allah, sertakanlah kami dalam golongan ini;
 
"..tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan. mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus sebagai kurnia dan nikmat dari Allah. dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.." (al-hujurat : 7-8)

ameen.